• Pedoman Media Siber
  • Redaksi
Rabu, November 12, 2025
  • Login
Barta1.com
  • Home
  • News
    • Daerah
    • Talaud
    • Kotamobagu
    • Edukasi
    • Nasional
    • Barta Grafis
    • Prodcast
  • Politik
  • Kultur
    • Budaya
    • Sejarah
    • Seni
    • Sastra
    • Biografi
  • Fokus
    • Lipsus
    • Opini
    • Tajuk
  • Olahraga
  • Mereka Menulis
    • Esoterisisme
    • SWRF
  • Video
  • Webtorial
  • Indeks Berita
No Result
View All Result
  • Home
  • News
    • Daerah
    • Talaud
    • Kotamobagu
    • Edukasi
    • Nasional
    • Barta Grafis
    • Prodcast
  • Politik
  • Kultur
    • Budaya
    • Sejarah
    • Seni
    • Sastra
    • Biografi
  • Fokus
    • Lipsus
    • Opini
    • Tajuk
  • Olahraga
  • Mereka Menulis
    • Esoterisisme
    • SWRF
  • Video
  • Webtorial
  • Indeks Berita
No Result
View All Result
Barta1.com
No Result
View All Result
Home Kultur Budaya

Polemore dari Tolaki dan Daghuse dari Sangihe

by Ady Putong
24 September 2018
in Budaya, Kultur
0
Polemore dari Tolaki dan Daghuse dari Sangihe

Kaos bertema Polemore.

0
SHARES
2.2k
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Penulis: Jolly Horonis*

Rasa penasaran merupakan sifat alamiah manusia. Rasa penasaran ini membawa saya bertemu dengan seorang penjual pakaian yang mengusung tema kearifan lokal Sulawesi Tenggara. Kecerdikannya dalam mempromosikan produk-produk jualannya membuat saya lebih asik untuk bertanya lebih jauh tentang tulisan-tulisan khas pada produk jualan mereka.

Mata saya tertuju pada gambar di sebuah kaos yang menggambarkan manusia berkepala seperti rusa yang tanduknya belum bercabang dan mengendarai motor model jadul. Pada kaos tersebut tertulis ‘POLEMORE’

Menurut penjual kaos tersebut, Polemore adalah sejenis mantra pemikat hati seorang gadis yang digunakan oleh masyarakat purba suku Tolaki dan Mekongga Sulawesi Tenggara. Tidak dijelaskan lebih jauh apakah Polemore ini menggunakan medium lain sebagai pengantar agar tercapai maksud kepada target seperti media air, rambut, asap, dll.

Seorang teman bicara yang kebetulan bertemu di warung kopi sekitar Kendari Beach berkisah, Polemore itu menurut cerita orang-orang adalah doa atau mantra yang dibacakan di air yang akan digunakan untuk mandi. Gambarannya, sebelum mandi kita siapkan air lalu mantra Polemore itu dibacakan pada air tersebut dan di saat kita menyiramkan air (mandi) itu kita membayangkan gadis yang kita targetkan itu. Hanya sesederhana itu namun keampuhannya sangat manjur sehingga ditakuti orang terlebih para gadis.

Polemore ini kemungkinan memiliki banyak jenis dan metode. Mungkin karena dianggap tabu untuk dibicarakan maka informasi mengenai itu semakin sulit didapatkan. Polemore ini sama dengan ‘DAGHUSE’ kalau di suku Sangihe, Sulawesi Utara. Kalau di Sangihe, orang yang menggunakan ‘Daghuse’ ini cenderung di sebut ‘Tahadaghuse’. Lain halnya dengan Polemore, orang yang menggunakan Polemore ini tidak diketahui apa sebutannya bagi mereka.

Daghuse pada suku Sangihe memiliki banyak jenis. Ada yang menggunakan media pengantar seperti yang disebutkan di atas, ada juga yang dibaca secara langsung ketika dekat dengan gadis target.

Jika benar metode penggunaan Polemore adalah seperti yang disebutkan di atas, maka Polemore itu sama dengan Daghuse jenis ‘Puhiase’ di suku Sangihe. Mantra Puhiase dibacakan untuk menimbulkan pesona pada laki-laki sehingga saat perempuan melihat langsung terpesona dan terpikat. Mantra Puhiase suku Sangihe ini juga bisa digunakan pada kebutuhan-kebutuhan lain tidak hanya untuk memikat gadis.

Demikianlah kekayaan-kekayaan pengetahuan leluhur kita. Pengetahuan yang menjadi misteri dan menyimpan berjuta tanya. Mungkin inilah salah satu kearifan atau pengetahuan yang tidak diajarkan turun-temurun secara langsung sehingga lambat laun mulai hilang dan perlahan-lahan dianggap tabu dan kolot. (*)

(*Jolly Horonis adalah putra Sitaro, penulis dan penutur budaya)

Barta1.Com
Tags: daghusepolemorepuhiasesangihetolaki
ADVERTISEMENT
Ady Putong

Ady Putong

Jurnalis, editor. Redaktur Pelaksana di Barta1.com

Next Post
Doa Kelling Ketika Tsunami Menghantam Tagulandang 1872

Doa Kelling Ketika Tsunami Menghantam Tagulandang 1872

Discussion about this post

Berita Terkini

  • Panggung Bebas GMKI dan GMNI Politeknik: Merajut Persatuan di Hari Pahlawan 12 November 2025
  • Polimdo Berkomitmen Tingkatkan Mutu Akademik, Dr. Diane Tangian Hadiri Forum Nasional di Batam 11 November 2025
  • Sosok Sentral Ini Ada di Mana – Mana, Setiap Pembahasan DPRD Sulut  11 November 2025
  • Pansus DPRD Sulut Dorong Optimalisasi Peran PDPS dalam Ranperda Perumda 11 November 2025
  • Menjaga Keindahan Gunung Klabat, SPAMU Gelar Lomba Sapu Bersih Sampah: 469 Kg Terangkat 10 November 2025

AmsiNews

© 2018-2020 Barta1.com - Hosting by ManadoWebHosting.

No Result
View All Result
  • #12328 (tanpa judul)
    • Indeks Berita
  • Contact
  • Home 2
  • Home 3
  • Home 4
  • Home 5
  • Kebijakan Privasi
  • Laman Contoh
  • Pedoman Media Siber
  • Redaksi
  • Talaud
  • Webtorial

© 2018-2020 Barta1.com - Hosting by ManadoWebHosting.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In