Manado, Barta1.com – Pameran Wale Ne Pinaesaan yang digelar Dinas Kebudayaan Daerah Sulut didominasi perupa muda. Hal itu, dibenarkan penggagas dan deklarator Indonesia 2022, Chapter Sulut, Alfred Pontolondo kepada Barta1.com, Selasa (17/05/2022).
“Sebanyak 70% perupa muda yang menampilkan karyanya, dan 30% wajah lama,” ungkap Pontolondo sembari menyebut dirinya sejak dahulu bercita-cita ingin merangkul semua perupa Sulut, terutama perupa muda atau pemula.

Menurutnya, perupa muda sudah terlatih di lingkungannya masing-masing dan sudah berproses, tinggal wadahnya yang harus disiapkan. “Sumber pengetahuan mereka sangat beragam-ragam, dan sangat kuat karyanya,” jelasnya.
“Ada banyak karya anak muda yang sangat kuat seperti Alexandrea Seku, dia menghadirkan karya dengan visual yang sangat baik, tidak semua anak-anak memiliki imajinasi seliar ini,” ucapnya.
Bukan itu saja, ada juga Melati Rompas, dan Putri Leonora Jocom perupa yang sangat muda, secara teknis karyanya sangat kuat.
Begitupun, dengan Rylian Tumbel karya sederhana dengan teknis yang tinggi yang merupakan perupa otodidak dari Kota Bitung. “Rylian salah satu YouTubers terlaris saat ini dengan menampilkan karya seni rupa,” katanya.
“Ada juga Ivaldo Ramzes Sasela karyanya sangat detail, dekoratif ekspresionis dan sangat liar goresannya. Mengarah, ke Tasya Lumi karyanya merefleksikan perenungan, kejenuhan, dan kemarahannya dengan teknis yang sangat baik,” imbuhnya.
Selanjutnya, Astrid Tuela karyanya sangat in drawing, sangat detail. “Belum ada sama sekali di Sulut, seperti karya yang dibuat oleh Astrid Tuela,” tuturnya.
“Kemudian, ada Andre Koagouw karyanya berkarakter kaos, karakter kaos ini merupakan karya Jepang. Adapun, Resmon Mangadil salah satu pekerja di bengkel perakitan rumah tangga, ia menggambar pembalap yang sangat detail, berikutnya ada Talita Golung dan adiknya Timothy D Golung yang masih SMA sangat keren karyanya,” cetusnya.
Alfred Pontolondo menambahkan, ada Rizaldy Sarendeng dengan warna karyanya yang begitu baik. Melihat hal tersebut, dirinya menyebut, seni rupa saat ini tidak lagi didominasi perguruan tinggi seni. Melainkan, perupa yang belajar secara otodidak entah dari YouTube maupun sosial media lainnya.
Kedepannya ada terobosan dari perupa muda dan pemula untuk membuat pamerannya sendiri. “Sekitar bulan Agustus maupun September tahun 2022 ada terobosan baru dari karya-karya perupa muda, dan perupa perempuan, nantikan saja karyanya,” tambahnya.
“Dengan berbagai pameran yang akan dilaksanakan kedepannya, saya berharap lompatan seperti ini tidak berhenti sampai disini, karena setiap ide yang unik, keras dan kuat akan terus mengalir ketika terus ditampilan atau dilakukan,” pungkasnya.
Peliput : Meikel Pontondo
Discussion about this post