Berawal dari aktor dan pekerja belakang panggung, Richard Juandy Salensehe belakangan menjadi salah satu sutradara teater Sulawesi Utara yang selalu tampil dengan pertunjukan bermutu.
Pada 9 November 2019, lakon “Museum” karya Iverdixon Tinungki yang disutradarai Richard Juandy Salensehe memukau ratusan penonton yang memadati Aula Mapalus Kantor Gubernur Sulawesi Utara.
Pementasan tunggal Manado Teaterholic yang digarapnya itu disponsori Harian Tribun Manado dan didukung Sanggar Kreatif Manado. Selain merupakan pementasan yang sukses, karya penyutradaraannya ini mendapatkan apresiasi dari sejumlah pengamat teater dan para spektator sebagai salah satu pertunjukan yang bermutu yang pernah hadir di Sulut.
Dramawan yang akrab disapa Opo ini lahir di Manado pada 14 Juni 1993. Pendidikan terakhir S1 Teknik Mesin (industri) di UNSRAT. Ia memulai kariernya dari teater gereja sebagai kru panggung dalam mengikuti pentas Pesta Seni Remaja tahun 2012 . Kemudian terus berproses sebagai penata musik.
Sejak tahun 2014 pada pementasan Festival Seni Pemuda Gereja (FSPG) ia menjadi aktor untuk pertama kali dalam lakon “Ketika Iblis Menikahi Perempuan” karya Nicolo Machiaveli yang di sutradarai Vick Chennore. Ia kemudian bermain dalam sejumlah pertunjukan di beberapa kota di Sulut.
Tahun 2015 menjadi sutradara untuk pertama kali untuk lakon “Orang Asing” karya Rupert Brook saduran. D. Djajakusuma.
Naskah-naskah yang pernah disutradarainya untuk Teater Benteng dan beberapa teater Pemuda Remaja antaranya: “Primus senja” karya Iverdixon Tinungki. “Ijinkan aku membunuhmu” karya Axel Galatang. “Orang-orang Terusir” karya Iverdixon Tinungki. “Kata Mati” karya Iverdoxon Tinungki. “Penyesalan Tak Berujung”. “Tarsi” Karya Iverdixon Tinungki. “Tarman Sang Perampok” karya Iverdixon Tinungki.
Pada 2016 ikut dalam tim artistik untuk lakon “Kata Mati” Sanggar Kreatif Manado pada Festival Teater Remaja Nasional di Taman Ismail Marzuki Jakarta. Kemudian pada tahun 2017 ikut sebagai penata musik dalam lakon “Museum” di Pekan Teater Nasional di Jogyakarta bersama Sanggar Kreatif.
Ia juga ikut terlibat dalam pertunjukan Sanggar Kreatif pada Natal Nasional 2017 yang berlangsung di Tondano yang dihadiri Presiden RI Joko Widodo.
Beberapa kali terpilih sebagai sutradara terbaik pada festival teater di Sulut. Ia juga menyutradarai pertunjukan-pertunjukan yang bekerjasama dengan berbagai instansi pemerintah dan swasta di antaranya dengan TNI dan BNN.
Menjadi juri dan menulis script film pendek, serta menyutradarai film pendek. Film pendeknya berjudul “ Ikra” memenangkan Festival Film Pendek PSR 2021.
Saat ini ia menjabat Ketua Manado Teaterholic. Di tanganya, grup binaannya tersebut mendapatkan Piagam penghargaan dari BNN yang diserahkan gubernur Sulut untuk prestasi dan keterlibatan dalam sosialisasi bahaya narkoba lewat pementasan. (*)
Penulis: Iverdixon Tinungki
Discussion about this post