Manado, Barta1.com — Lebih dari 30 tahun berkiprah di dunia teater Sulut telah mengantar Deisy Wewengkang sebagai salah seorang aktor, sutradara dan pengarang terkemuka Sulawesi Utara saat ini.
Lahir di Kapataran, salah satu desa yang indah dan subur dibentang Minahasa pada 2 Desember 1971 dari pasangan orang tua berdarah Minahasa.
Menyelesaikan pendidikan tinggi strata satu (S-1) jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia di Universitas Negeri Manado tahun 1995. Pada tahun 2010 ia menyelesaikan S-2 Bahasa dan Sastra Indonesia di universitas yang sama.
Sejak tahun 1993 ia telah akrab dengan dunia teater. Di masa itu, ia ikut main dalam beberapa pementasan antara lain, pertunjukan “Sendratasik Sejarah Minahasa” karya John Rondonuwu. Kemudian dalam lakon “Togob karya dan sutradara Jony Sangeroki.
Berperan dalam lakon “Maryona” dan “Suara Itu Datang Lagi” karya Eprafras Raranta yang disutradarai Fence Mait. Ikut main dalam lakon “Di Taman Arimatea” disutradarai Weny Pantow, lalu dalam lakon “Perkawinan” karya dramawan Rusia Nikolai Gogol yang disutradarai Emil G Hamp.
Ia juga terlibat sebagai aktor dalam drama kolosal “Raksasa Pemangsa alias Katulah” Karya Iverdixon Tinungki yang disutradarai Kamajaya AlKatuuk. Ikut dalam produksi kolosal “Merah Putih Via Dolorosa” karya dan Sutradara Alex Van Derkley.
Pada tahun 1996 Deisy Wewengkang dinobatkan sebagai aktris terbaik dalam Festival Teater Natal di Sonder. Ia juga menulis drama. Beberapa karya dramanya yang terkenal di antaranya: “Penyesalan”, “Vinka”, dan “Pulang”.
Sebagai penulis skenario film, sebuah scenarionya film anak dengan judul “Leos” karyanya, terpilh sebagai skenario terbaik dalam festival Film Anak Indonesia TVRI dan meraih piala Gatra Kencana.
Tak saja di panggung Teater, aktor yang akrab di sapa Deisy ini juga ikut main dalam sejumlah drama televisi dan film produksi TVRI.
Saat ini ia menjabat Koordinator Kesastraan di Balai Bahasa Sulut. Sejak tahun 2000 ia menggagas dan terus mengawal pelaksanaan Festival Teater Sekolah Balai Bahasa Sulut dan Bengkel Sastra.
Buku-buku karyanya yang telah diterbitkan di antaranya: “Linamboan” penerbit Pusat Bahasa tahun 2006. “Keke Panagian” penerbit Pusat Bahasa tahun 2011. “Asiknya Belajar Menulis Puisi” penerbit Rekacipta Jogyakarta 2010.
Ia salah seorang juri festival teater dan sastra di Sulawesi Utara. Pembicara di sejumlah forum lokal dan nasional. Membimbing anak SD, SMP, SMA dalam penulisan karya sastra puisi dan cerpen di berbagai daerah di provinsi Sulawesi Utara. Membina teater gereja Sion Teling dan Anugerah.
Karya-karya drama yang disutradarainya berkali-kali memenangkan festival teater di Sulut. Aktif melakukan penelitian Sejarah Kesastraan di Sulawesi Utara, juga beberapa penelitian cerita rakyat di daerah Sulawesi Utara.
Menikah dengan Berry Liogu, SH dan dikarunia dua orang putra: Finnicia dan Fidilio. (*)
Penulis: Iverdixon Tinungki
Discussion about this post