Oleh: Iverdixon Tinungki
Gehlour tak sekadar desa
ia puisi
katakata tak dapat dibekukan
jiwa tak mungkin binasa
di sana orangorang menemukan Manjhi
pada terik dunia
bebukit menyemburkan debu ke wajah
kisah tercecer dari halaman sejarah
dan aku ingin mengisahkannya
saat ia menjelma beriburibu makna
lelaki miskin itu
selain tangan dan sisa usia letih
satusatu harta yang ia punya hanya cinta
Selagi hidup
apa lebih mulia bila tak berbagi miliknya
maka dibongkar bebatu mencangkung
dirapihkannya tebingtebing lancip
Manjhi ingin memberi orang lain sebuah jalan
kekasihkekasih jangan sampai mati
jangan sampai beku oleh mimpi
di Gehlour
dari 22 tahun yang gila
orangorang menemukan Manjhi pada debu beterbangan
pada ruas jalan dibangunnya sendiri hingga mati
pada sejarah mulia dari kebaikan hati sejati
dan di abadabad terus berganti
Manjhi, lelaki miskin itu
tak lagi kehilangan orang yang ia cintai
begitulah kekasihku
jangan sampai diempas sedih karena kematian
bersedihlah karena kehidupan
karena kehidupan punya sebuah alasan
kehidupan punya sebuah tujuan nyata
kendati usia adalah anak tangga cahaya
selalu terentang
meski tak ada catatan utuh di sana
selalu ada sisi somplak
terhampar serak bersama debudebu puitis
justru dari rengkahannya
kemanusiaan menemukan jalan indahnya
kekasihku
berjalanlah sebagai pengembara
menyusur padang bebas kehidupan
sebagaimana manusia dibangkitkan
di bawah lampu abad menarinari
biarkan rambutmu berkibar merayakan angin
mengajak wangimu mengelanai ujungujung bumi
karena tempat terindah hanya berada di ruang tersunyi
tahukah kamu
oleh karena cinta kita dibangkitkan
dan seseorang yang dibangkitkan
tak terbuat dari halhal biasa
Ia adalah cahaya bagi hati disekap kegelapan
Ia membangun jalan agar yang sesat bertemu kebenaran
lalu ia mengalir begitu saja
dalam petualangan akan dilewatinya
sebagai epitaf tanpa makam
begitulah di sebuah ruang tanpa cahaya
Setiap orang harus mengikuti hati nuraninya
Karena setiap kepingan kesunyian
memiliki sejarah dan bentuk
pabila di balik jendela hujan menari
ingatlah bahwa kenangan terbaik pun
bisa lepuh oleh waktu
di Gehlour
atau di tempattempat terasing di muka bumi
seperti peniup gelembung
kehidupan kadang pecah dilanggar angin
kendati ia tak merintang siapun
sebagaimana ombak
kita semua tak lebih Manjhi
tak lebih Lazarus
sang penyeduh ketiadaan
dan tak ada jalan tanpa retakan
pergi kemana pun tujuan kita
hidup menyuguhkan beribu pengalaman
beribu keluh kesah
pilihan hanya terus melangkah
atau mengalah
pada sebuah rumah
cinta adalah jam tua
syafaat yang mendetak
terus menganyam tekateki
senyawa abadi
di buku para nabi
dan kendati sebelum lahir
kematian telah lebih dulu ada di tikung khilaf
sejak Lazarus dibangkitkan
sejak Manjhi mengikhlaskan lengan tuanya
cinta satusatunya yang menaklukannya
meski cinta paling puitis
berada dalam khianat yang belati
disaat paling letih semacam itu
sebagaimana Kristus tergugu
terpalang di tengah bisu
ada yang keluar dari dalam diri
menyembul begitu saja
dari keheningan tubuh
dari keheningan pikiran
menyembul dengan beberapa tangkai daun
rerantingnya begitu kuat
menarik semuanya berjalan ke suatu arah
seakan dapat meringkas hidup
dalam beberapa potong kata
aku tak tahu apakah itu harum tubuhmu
penuh gairah merayapiku
mengangakan birahi keindahan
hingga aku tiba pada ketidaktahuan sempurna
menggelora seperti gelombang api
pada bangku tua dipenuhi puing doa dan dosa
yang kutahu hanya dia yang penuh cinta dan luka itu
menyentuhku
mendapatkan seluruh perasaanku
aku tak akan menari sendiri
meski satusatunya sahabatku adalah dia
kesunyian itu
aku menghaluskannya dalam kepulan asap rokok
melewati hari demi hari bersamanya
sebagai cinta tak pernah mengucapkan kata cinta
tapi meneteskan darah untuk hatiku
pada setiap pagi memulai hidup baru
dalam pengulangan yang sama bersamanya
harus kujalani dengan cara yang indah
bahkan sangat indah saat memikirkannya
aku pantas untuk ini
karena dia memilikku
untuk segala yang mengulang ini
hanya padanya kuutarakan impian dan harapanku
meski tak ada suatu hari untuk itu
karena impian tak butuh katakata
Ia hanya ingin bersama
menaru tangan ke bahuku
dunia macam apa memelukku seperti ini
aku berdiri tegak dan melihat kecantikannya
melintasi jalanan lalu berbelok
cahaya tetap di sana
mendahului kakinya
mendahului cara aku berpikir
Ia duduk di bawah pohon saat aku tertidur
dan saat aku terjaga
Ia telah menerangi danau
membelai pepohon
Ia berkata: untuk jatuh cinta jangan pikirkan uang
karena hidup sudah terlalu rumit untuk dipikirkan
di atas kereta usia selalu terpecah belah ini
ada keterkaitan indah
antara hujan, cinta, kelam
dan sebatang arang dari kayu kau nyalakan
kelak di suatu pagi tak kau lihat lagi
namun dilemparkan oleh dunia kepadaku
seperti bilanganbilangan nafas
memperkuat lututku
terus melangkah
ke tapaltapal jawaban
dari segala yang menyembul ini
begitulah momen sempurna
aku berjalan di atas jejakmu
tak mau menata ulang segala yang berlalu
bagaimana bila Tuhan menginkan aku berlari menuju engkau
bagaimana bila hari selalu menyiapkan jalan untuk kita bertemu
bagaimana bila hujan menyisipkan sarinya untuk air mata kita menyatu
bagaimana bila sepi adalah cara waktu membentuk kita berpadu
bagaimana?
lelaki itu Manjhi!
Lelaki itu Lazarus!
melintasi tirai putih
dan percikan cahaya pada jendela
menuju wajah dan ciuman yang jeda
orangorang tak pernah menemukan makamnya
kitab suci hanya menulis kebangkitannya
lalu ia mengalir begitu saja
sebagai epitaf tanpa makam
sebagaimana Manjhi
lelaki itu Lazarus
melintasi tirai putih
dan percikan cahaya pada jendela
bersedagurau dengan kesunyian
di suatu hari saat burungburung camar memandangnya
di atas kemegahan jejak laut sejak moyang
dan saat segala yang rumit telah disederhanakan
lewat cerita pengantar tidur
sebab antara bakat dan keheningan hati
aku tahu aku tak punya apaapa
begitulah aku sebagai Lazarus
sebagai manjhi
saat lahir aku menangis
aku bahkan nyaris tak mampu memberi makan mulut seorang anak
tak mampu menjaga istri tersenyum bila ke pasar
puisipuisiku semacam pasir di bawah tapak seseorang
yang kupunya hanya cinta sejati
tangan dan sisa usia yang letih
kekasihku tahukah kamu
cinta bagiku gumpalan kecil dari semesta menyalakan cahaya
darinya aku bisa menengok orangorang menjalani hidup
sebuah mosaik tak pernah menjadi kebetulan
katakata menari di ruang pertarungan tanpa ampun
dan aku seperti seseorang yang menelan muntahan
dari sebuah batang tangisan kekal
jauh terpacak dalam
sejak akar seorang manusia
ini sebabnya
setiap kali engkau tersesat
angkatlah dagumu ke langit
sebab rahasia tertinggi diwariskan dunia ini kepadamu
senyuman
ikutilah jalan hati menyayangi
jalan itu akan membawamu ke sebuah rumah
yang seluruh isinya diterangi doa
Discussion about this post