Manado, Barta1.com— Analis politik Sudirno Kaghoo, MSi mengatakan, integritas adalah kata kunci nilai keterpilihan seorang Calon Legislatif (Caleg) dalam Pilcaleg 2019.
“Dari beberapa survey yang kami lakukan masalah integritas seorang calon menjadi salah satu penentu dominan pada tingkat preference. Artinya, masyarakat pemilih memiliki kecenderungan menyukai figur Caleg yang punya kapabilitas yang kuat dan teruji,” kata analis yang juga Dosen politik itu.
Marko Bryner Tampi — lebih dikenal dengan nama inisial “MaTa”– adalah contoh dari Caleg yang punya kata kunci dari nilai keterpilihan itu di Dapilnya, kata dia.
Menanggapi pendapat tersebut, Marko Bryner Tampi ternyata punya metafora tersendiri: “Seperti juga tawa, air mata adalah bahasa paling lugu dari manusia”. Ini sebabnya kata dia, seorang politisi harus selalu berada di tengah gelegak hati masyarakatnya, karena di sanalah integritas seorang politisi ditempa.
“Di setiap kampung dan kelurahan yang saya datangi selalu ada cerita ketimpangan hidup kaum bawah yang hanya bisa diungkap dengan bahasa air mata. Nah tugas politisi adalah memperjuangkan aspirasi mereka,” ujar Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPRD Kota Manado ini Sabtu (12/1/2018).
Dikatakannya, tidak sedikit kehidupan masyarakat kita serba terhimpit oleh berbagai tuntutan riil hidup keseharian. Di lain sisi keluh kesah mereka selalu tak didengar, bahkan tak dianggap, pada hal mereka adalah bagian dari kita sebagai masyarakat Kota Manado.
Itu sebabnya, kata politisi yang juga Ketua Ikatan Sarjana Kelautan Unsrat ini, integritas seorang politisi sangat ditentukan oleh keberpihakannya kepada kepentingan rakyat.
(baca juga: MaTa, Kader PDIP Yang Sulit Dipatahkan di Utara)
Memang tak bisa dipungkiri, kata dia lagi, ada fenomena segelintir Caleg yang melihat momentum Pilcaleg sekadar jalan atau peluang menuju kursi legislatif. Sikap semacam inilah yang membuat rakyat enggan memilih figur yang boleh dikata sarat ambisi untuk kepentingan diri sendiri atau kelompok.
“Seorang politisi harus punya sikap politik yang jelas, bukan sekadar masuk partai agar mulus menuju kursi legislatif. Kita harus paham realitas, kondisi dan keadaan hidup masyarakat, sehingga kita bisa merumuskan program kerja yang bersentuhan langsung dengan keseharian hidup masyarakat, dan benar-benar menyentuh hati mereka,” kata dia.
Selain itu ungkapnya, sebagai kader PDIP, ia konsisten dan komitmen dengan sikap nasionalisme yang juga merupakan sikap partai.
“Sebagai politisi yang bercokol di DPRD Kota Manado, sikap nasionalisme itu saya tunjukan lewat kemauan dan kerja keras dalam mengawal serta memperjuangkan aspirasi rakyat secara keseluruhan lewat fungsi-fungsi kerja legislatif,” ujarnya.
Kepada Barta1.com, belum lama, ia mengatakan nasionalisme sekarang ini harus dapat mengisi dan menjawab tantangan masa transisi yang dipenuhi nilai-nilai baru yang punya kecenderungan menggoncangkan kehidupan bangsa.
“Nasionalisme adalah suatu sikap politik dari masyarakat suatu bangsa yang mempunyai kesamaan kebudayaan, dan wilayah serta kesamaan cita-cita dan tujuan, dengan demikian masyarakat suatu bangsa tersebut merasakan adanya kesetiaan yang mendalam terhadap bangsa itu sendiri,” jelas dia.
Sementara itu, pendapat Kaghoo ternyata sinkron dengan data internal Pengurus PDI Perjuangan Dapil Tuminting Bunaken. Ketua PDIP Ranting Tuminting Jerry Manginsihi mengatakan, Mata merupakan sosok kader PDIP yang sulit dipatahkan di Utara.
“MaTa masih pada posisi unggul dalam analisa sementara peta kekuatan Caleg PDIP Dapil Tuminting Bunaken, Kepulauan,” papar Manginsihi.
Menurut Manginsihi, ada kisaran 2000 pemilih militan pendukung MaTa.
“Dia sudah teruji dan telah menunjukan bukti keberpihakannya kepada rakyat lewat fungsi-fungsi kerja legislatif. Selain itu, ia dekat dengan rakyat bawah, dan punya semangat nasionalisme yang kuat,” kata Manginsihi.
Manginsihi sendiri berharap semua Caleg PDIP di Dapil Tuminting-Bunaken bisa menunjukan integritas diri dan semangat nasionalisme sebagai sikap politik PDIP. (*)
Penulis: Iverdixon Tinungki
Discussion about this post