Manado, Barta1.com– Membangun kebiasaan mencuci tangan pakai sabun (Kecutpan). Itulah tema yang diangkat oleh mahasiswa FKM (Fakultas Kesehatan Masyarakat) Universitas Sam Ratulangi (Unsrat),ketika melakukan penyuluhan terkait kesehatan bagi anak-anak binaan Komunitas Dinding Manado, lantai 3 Pasar Bersehati Manado, Minggu (25/11/2023).
Koordinator penyuluhan FKM Unsrat, Musdalifa Yunus, ketika diwawancarai mengatakan alasan memilih kegiatan bersama Komunitas Dinding Manado dikarenakan ini menjadi bagian dari rekomendasi teman-temannya.
“Mereka juga kenal dengan komunitas Dinding Manado. Maka dari itu, kegiatan penyuluhan ini dilakukan kepada anak-anak yang keberadaannya di Pasar Bersehati Manado dengan mengambil tema Kecutpan, yang artinya kebiasaan mencuci tangan pakai sabun. Kenapa memilih kebiasaan mencuci tangan, dikarenakan adanya data yang kami temukan bahwa sekian persen masyarakat Indonesia tidak mencuci tangan dengan benar. Apalagi, bagi anak-anak,”ungkap Musdalifa.
Untuk membangun kebiasaan mencuci tangan, kata Musdalifa , dimulai sejak dini. “Jadi ketika anak-anak melihat kami praktek mencuci tangan, maka besar harapan kami bahwa anak-anak bisa mempraktekannya dalam kehidupan sehari-hari,” ujarnya.
“Kami ke depannya merupakan bagian dari tenaga kesehatan, yang tentunya kegiatan seperti ini akan terus dilakukan secara promotif dan preventif,” tutur Musdalifa yang saat itu didampingi oleh kelima belas rekan-rekannya dari FKM Unsrat.
Sementara itu, dr. Irny E. Maino M.Kes, tentunya merasa bangga karena mahasiswanya mampu mempraktekkan ilmunya. Jadi tidak hanya teori, yang mereka terima di kampus, tapi menjadi tempat di mana mereka bisa mengeksplorasi dan mengaplikasikan apa yang sudah mereka dapatkan salama di bangku perkuliahan.
“Ini merupakan mata kuliah pendidikan dan penyuluhan. Kami menargetkan ada satu hal yang bisa kami lakukan di kampus, khususnya di program merdeka kampus merdeka belajar, di mana kami menjalankan program yang namanya project based learning. Intinya, bukan saja teori yang diberikan kepada mahasiswa, tapi bagaimana mengaplikasikannya di lapangan,” jelasnya.
Menurut Inry, kegiatan dari mahasiswa ini merupakan salah satu tujuan dari project based learning dengan dilakukannya penyuluhan kepada anak-anak.
“Untuk itu, mewakili pendidik yang ada di Fakultas FKM Unsrat mengharapkan kegiatan seperti ini berkelanjutan dan tidak hanya berhenti di hari ini saja, tetapi juga dapat difasilitasi oleh teman-teman pendidik dan mahasiswa lainnya,”ucapnya.
Ia menambahkan ketika mahasiswanya sudah selesai dan menjadi seorang sarjana, sekirannya mereka mampu menerapkan apa yang didapatkan sebelumnya di bangku perkuliahan.
“Berkaitan dengan Komunitas Dinding Manado, tentunya secara pribadi saya memberikan apresiasi. Saya mengenal komunitas ini sejak mahasiswa. Kemudian, banyak juga adik-adik saya yang menjadi pengurus inti di Komunitas ini, dan banyak karya yang sudah dilakukan oleh pengurus Dinding Manado,” kata Inry.
Dia berharap kepengurusan ini terus berlanjut dan memberikan teladan yang baik bagi anak-anak muda, mengingat kepengurusannya kebanyakan dari anak-anak muda, yang bukan saja memberikan hal yang baik bagi adik-adik di sekitaran Pasar Bersahati, melainkan mau berkorban waktu, tenaga, bahkan materi dan sebagainya. “Komunitas ini bukan hanya terkenal namanya, tapi mampu memberikan dampak dan impek yang baik bagi masyarakarat, terutama di Kota Manado dan sekitarnya,” singkatnya.
Sekretaris Komunitas Dinding Manado, Hengkie Paulus Tondatuon, meresponnya dengan mengucapkan banyak terimakasih kepada tenaga pendidik dan mahasiswa FKM Unsrat. Dirinya juga berharap, hubungan dan peran dalam mencerdaskan anak bangsa terus dijaga dan dibumingkan.
“Ketika tenaga pendidik bahkan mahasiswa FKM Unsrat mau datang lagi untuk mengajar, tentunya kami sangat terbuka dan menerimanya dengan senang hati,” pungkasnya. (*)
Peliput: Meikel Pontolondo
Discussion about this post