Manado, Barta1.com – Kepala Sekolah (Kepsek) Mandrasah Aliyah Negeri (MAN) Model 1 Manado, H Syarif Afiat S Raya memberikan klarifikasi sehubungan dengan viralnya sebuah video di media sosial facebook.
Akun yang diunggah seseorang dengan akun bernama Ijay kemudian dibagikan beberapa orang yang tidak bertanggung jawab.
“Selaku kepala sekolah dan keluarga besar MAN Model 1 Manado, menyampaikan permohonan maaf atas kejadian yang tidak pantas, yang tidak sesuai dengan harapan dan etika sebagai siswa madrasah,” ujarnya, Rabu (30/10/2019).
Menurutnya, video tersebut direkam setelah pelaksanaan kegiatan lomba pentas seni dan MTQ tingkat MAN Model dalam rangka memperingati Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober 2019.
“Kegiatan dilaksanakan 26-28 Oktober 2019, yang menampilkan pentas seni, lagu, puisi, drama, tari dan kreatifitas lainnya. Saat terjadi jeda waktu penampilan kelas dan sambil menunggu penampilan berikutnya. Seeorang siswa memutar musik berirama disco tiba-tiba secara spontannitas bergoyang bersama sebagai rasa kegembiraan, namun segera dihentikan oleh guru,” ujar Syarif Raya.
Dijelaskannya, bahwa musik tersebut sudah diedit oleh seseorang sehingga menjadi musik disco yang hot. Demikian juga durasi waktunya yang semestinya hanya 14 detik sudah diperpanjang dengan mengumpulkan beberapa penggalan rekaman sehingga menjadi 26 detik.
“Saat ini kami sementara menindaklanjuti tentang pengeditan, pemuatan, dan penyebaran video tersebut agar tidak salah persepsi di masyarakat. Kami berharap masyarakat tidak ikut-ikutan menyebarkan dan membagikan video yang tidak pantas tersebut. Bahwa itu bukan kegiatan inti dalam memperingati Sumpah Pemuda yang dilakukan di MAN Model 1 Manado.
Masih banyak kegiatan positif dan kreatif yang dilakukan yang seharusnya dibagikan dan disebarkan, masih ada ribuan siswa MAN Model yang tidak terlibat dalam joget tersebut dari 1.449 orang siswa. “Tentu tidak elok bila menghakimi seluruh siswa,” kata Syarif lagi.
Bagi siswa yang terlibat dalam video tersebut jangan divonis negatif dan berlebihan. Mereka tadarus setiap pagi sebelum memulai pelajaran, sholat zuhur, dan ashar berjamaah.
Mereka hanya spontan ingin menunjukkan kreatifitas sebagai pemuda-pemudi yang sehat, kreatif dan bersemangat, apalagi masa peralihan dari masa anak-anak, menuju remaja dan dewasa.
Mungkin juga dilingkungan mereka hal seperti itu sering mereka lihat saat perayaan ulang tahun atau perkawinan, sehingga mereka mencari identitas dengan mencobanya. “Padahal kami melarang keras sesuai aturan dan tata tertib madrasah serta akan diperketat siswa,” ujarnya.
Peliput: Albert P Nalang
Discussion about this post