• Indeks Berita
  • Pedoman Media Siber
  • Redaksi
Senin, Januari 18, 2021
No Result
View All Result
Barta1.com
  • Home
  • News
    • Daerah
    • Edukasi
    • Nasional
    • Visual
    • Prodcast
  • Politik
  • Kultur
    • Budaya
    • Sejarah
    • Seni
    • Sastra
    • Biografi
  • Fokus
    • Lipsus
    • Opini
    • Tajuk
  • Olahraga
  • Mereka Menulis
    • Esoterisisme
  • Video
  • Indeks Berita
  • Home
  • News
    • Daerah
    • Edukasi
    • Nasional
    • Visual
    • Prodcast
  • Politik
  • Kultur
    • Budaya
    • Sejarah
    • Seni
    • Sastra
    • Biografi
  • Fokus
    • Lipsus
    • Opini
    • Tajuk
  • Olahraga
  • Mereka Menulis
    • Esoterisisme
  • Video
  • Indeks Berita
No Result
View All Result
Barta1.com
No Result
View All Result
Home Kultur Sejarah

Jejak Teater Modern di Manado 10: Pemberontakan Kronis dan Kontra

by Iverdixon Tinungki
4 Desember 2020
in Sejarah
0
Aksi pelakon dari Tetater Kronis dan Kontra pada eranya sempat bikin 'geger' Kota Manado

Aksi pelakon dari Tetater Kronis dan Kontra pada eranya sempat bikin 'geger' Kota Manado

0
SHARES
144
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Mereka menggebrak di penghujung 1990 hingga awal 2000-an. Mengusung seni perlawanan. Medium panggung dan dramaturgi ditinggalkan. Penjajahan teks ditepis. Jalanan menjadi ruang ekspresi hingga teater tak terasing dari masyarakat.

Mendobrak kelaziman teater konvensional merupakan pencapaian Kronis dan Kontra. Dan, hal pertama dan terutama yang sering saya kenang dari kelompok teater yang berumah di Fakultas Sastra Unsrat ini adalah sosok Cupes.

Sepatu bot berwarna coklat susu buram, jaket kulit berusia puluhan tahun, rambut panjang diikat ala style 60-an adalah bagian ornament ikonik dari lelaki yang lengkapnya bernama Fredy Sreudeman Benyamin Marny Wowor.

Ada sebatang rokok tak pernah absen tersulut di bibirnya, begitu Fredy alias Cupes dengan segala keeksentrikannya. Selebihnya, ia seniman tulen yang menggawangi Kronis dan Kontra, selain pentolan lainnya, antaranya Ie Hadi, Green Weol, Stive Sundamen, Bagong alias Imran Laha, Wawan Ulek, Vick Chenore, Ari Pank, Charles Dauhan, dan beberapa lagi.

Baca seri Tulisan Jejak Teater Modern di Manado selengkapnya di sini

Saya cukup beruntung bisa menyaksikan sebagian besar pertunjukan jalanan mereka yang dasyat. Bahkan, suatu ketika di awal 2000-an sempat memboyong mereka pentas jalanan di kota Tahuna, Sangihe.

Menjadikan area jalanan sebagai ruang pertunjukan seni seserius teater, membuat Kronis dan Kontra sebagai katalis teater modern di era-nya. Demikian jalanan kota Manado, Minahasa, Sangihe, Bitung, di era mereka, tak asing dengan aksi teateral yang berani dan gila. Pemunculan 2 kelompok ini selalu mengejutkan, penuh warna pemberontakan dengan menghadirkan pilihan estetika pertunjukan baru untuk khazanah teater di Sulawesi Utara saat itu.

Nomor-nomor happening art yang dipertunjukannya berkali-kali menghadirkan Cupes dan para pentolan kelompok itu sebagai sosok telanjang yang hanya mengenakan cawat. Bagi saya, 2 kelompok teater ini boleh dikata sebagai pelopor teater tubuh di Sulawesi Utara. Totalitas mereka terhadap eksplorasi ketubuhan menjadi elemen utama pertunjukan. Dan hal itu menakjubkan.

Di kisaran tahun itu, puluhan pementasan dilakukan terutama pementasan yang bersifat ekperimental antaranya: Manusia-manusia Pipa (1 Mei 2001), From Academy To Zero (Dies Natalis Fakultas Sastra Unsrat, Maret 2002), Sampah-sampah Artistik (kolaborasi Performance Arts antara seniman Sulut – Jogjakarta, 27 Juli 2002), Newmonster (12 September 2002), Musafir (8 November 2002 di Tahuna, Kepulauan Sangihe).

Eksistensi para pentolan 2 grup ini sudah saya ulas pada tulisan biografi sebelumnya. Tulisan-tulisan saya itu dapat dilacak di situs Barta1.com. Khusus untuk Cupes, saya perlu kembali menyentilnya sedikit. Selain sebagai motor pengerak kerja-kerja seni dan kebudayaan, ia selalu nampak garang di atas pentas, namun lembut dalam tampilan keseharian. Ia penyair, dramawan dan dosen. Di panggung puisi ia selalu tampil dengan gaya blues.

Lelaki kelahiran Tomohon, 4 Maret 1977 ini menulis puisi secara intens sejak 1994 bersama dengan kegiatan pertunjukan drama masa SMA dan pada masa perkuliahan. Menjelang akhir 1994, seiring dengan bangkitnya gerakan mahasiswa menentang dominasi dan hegemoni kekuasaan orde baru, mulai membaca puisi dalam pertemuan- pertemuan mahasiswa di kampus dan dalam demonstrasi-demonstrasi serta aksi-aksi budaya bersama rakyat di Sulawesi Utara.

Pada 1996 setelah peristiwa 27 Juli mulai mengelola Bengkel Seni di Sastra dan mengorganisir pembangunan komunitas sastrawan, pemusik dan peteater. Pada masa itu, ia mulai memusikalisasi puisi dalam konser-konser rock pada festival musik kampus dan menjadi penulis naskah drama serta sutradara Teater Kronis dan Kontra. Sejumlah karya drama telah dihasilkannya.

Pada 2007 diundang oleh Majelis Sastra Asia Tenggara mengikuti Bengkel Sastra Mastera di Samarinda Kalimantan Timur. Pada periode 2011-2017 bersama para sastrawan yang berjaringan dalam Mawale Movement melalui program Skola Mawale melakukan kegiatan pendidikan menulis sastra dan seni pertunjukan serta mengadakan festival budaya berbasis kampung di wilayah Minahasa, Minahasa Selatan, Minahasa Tenggara, Minahasa Utara, Manado dan Tomohon.

Pada bulan Agustus 2016 diundang Aliansi Masyarakat Adat Nasional dan membaca puisi dalam pagelaran seni masyarakat adat di museum nasional Jakarta. Pada saat ini mengolah Wale Papendangan Sonder yakni sebuah pusat pendidikan alternative berbasis sastra dan menjadi dosen tetap di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sam Ratulangi Manado.

Cikal bakal Kronis dan Kontra berasal dari Bengkel Seni. Sebuah organisasi kesenian, khususnya seni teater yang berada di bawah lembaga Fakultas Sastra Universitas Sam Ratulangi. Di penghujung tahun 1990-an organisasi ini kemudian pecah menjadi dua yaitu Teater Kronis dan Bengkel Musik. Pada tanggal 1 Mei tahun 2000 sebagian pegiat Teater Kronis berinisiatif membentuk Komunitas Pekerja Sastra (KONTRA), sebuah organisasi independen yang terlepas dari Fakultas Sastra Unsrat.

Kiprah Teater Kronis dan Kontra memberi pengaruh pada perkembangan teater modern di Manado. Apalagi konsep dan gaya pementasan yang dihadirkan cenderung baru atau keluar dari pakem yang sudah berkembang sebelumnya di Manado.

Mereka yang terlibat aktif di KONTRA di antaranya, Ie Hadi G (yang waktu itu menggunakan nama Ie Ladore), Greenhill Weol, Masri Hamzah, Vick Chenorre, Imran Laha, Wawan Ulek, Aripank, dll. Sedangkan yang tetap aktif bergiat di Teater Kronis antara lain, Fredy Wowor, Christy Sondey, Dean Joe Kalalo, Jenry Koraag, Yudy Lumenta, Ester Veronica, dll.

Pasca tahun 2003 Teater Kronis dan KONTRA yang sebelumnya sangat produktif mengalami kevakuman. Hal ini disebabkan karena kesibukan masing-masing anggotanya. (*)

Penulis: Iverdixon Tinungki

Tags: Fakultas Sastra UnsratFredy Sreudeman WowormanadoSejarah Teater Modernteater KontraTetater Kronis
ADVERTISEMENT
Iverdixon Tinungki

Iverdixon Tinungki

Jurnalis dan sastrawan. Pendiri dan Editor senior di Barta1.com

Next Post
Paula Runtuwene dan Harley Mangindaan khusyuk mengikuti ibadah pengutusan yang berlangsung di Kantor Sinode GMIM. (foto: istimewa)

Paula Bersyukur, Sebut GMIM Mendukungnya Maju Pilkada

Discussion about this post

Rekomendasi

Pasangan Mor Dominus Bastiaan-Hanny Jost Pajouw diusung Demokrat dan PAN. (foto: istimewa)

Koalisi Pilwako Manado Mengerucut, Golkar Terancam Ketinggalan Kereta

6 bulan ago
Keluhan Pemilik Lahan Tol Manado-Bitung Kepada Marhany Pua

Keluhan Pemilik Lahan Tol Manado-Bitung Kepada Marhany Pua

2 tahun ago

Berita Populer

  • ilustrasi naskah pidato

    Contoh Teks Pidato Untuk Siswa SMP-SMA Bertema Covid-19

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mencari Teks Pidato Untuk Tugas Siswa SD Bertema Melawan Corona? Ini Dia…

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Putra Mantan Bupati Sangihe Ditangkap Polisi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kabur dari Sangihe, Putra Mantan Bupati Ditangkap di Bitung

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Usai Temui Tetty Paruntu, Helmud: Saya 1000% ODSK

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Temukan Kami di FB

  • Pedoman Media Siber
  • Redaksi

© 2018-2020 Barta1.com - Hosting by ManadoWebHosting.

No Result
View All Result
  • Home
  • News
    • Daerah
    • Edukasi
    • Nasional
    • Visual
    • Prodcast
  • Politik
  • Kultur
    • Budaya
    • Sejarah
    • Seni
    • Sastra
    • Biografi
  • Fokus
    • Lipsus
    • Opini
    • Tajuk
  • Olahraga
  • Mereka Menulis
    • Esoterisisme
  • Video
  • Indeks Berita

© 2018-2020 Barta1.com - Hosting by ManadoWebHosting.