Boleh dikata sulit menemukan perupa yang melukis dengan gaya kubis di Sulawesi Utara (Sulut). Deni Katili bisa jadi baru satu-satunya yang meraih sukses pada aliran yang dipelopori Picasso itu.
Kubisme adalah aliran seni rupa yang mengedepankan beberapa sudut pandang dari suatu objek atau figur dalam satu gambar yang sama. Picasso pada 1907 mulai menggunakan gaya ini dalam karya berjudul “Demoiselles D’Avignon”. Karya itu disebut sebagai prototype atau karya pra-Kubisme.
Di Sulut, karya-karya Deni–sapaan akrab—pelukis lepasan Jurusan Seni Rupa Institut Keguruan Ilmu Pendidikan (IKIP) Manado, yang saat ini berganti nama menjadi Universitas Negeri Manado (UNIMA) ini juga menampilkan lukisan yang terfragmentasi dan terdeformasi itu. Dalam sejarahnya, aliran ini disebut memecah gambar melalui penyederhanaan objek hingga menyerupai bentuk geometris.
Dalam berbagai pamerannya di beberapa kota di Indonesia, sejumlah pengamat seni rupa menyebutkan, secara teknik artistik Deni dipandang cukup matang sebagai pelukis profesional. Karya-karyanya menampilkan tema kontekstual atau gubahan dari tradisi lokal ke gaya yang lebih modern.
Kendati begitu, ia tidak melukis dengan gaya kubis murni. Karya-karyanya lebih kepada gaya ornamentasi dengan gejala geometrik yang kuat. Ini sebabnya, ia disebut pelukis dekoratif-kubistik.
Dalam karyanya tampak berbagai ciri-ciri aliran kubisme seperti distori yang radikal pada hidung, latar yang terfragmentasi dan mata yang posisinya janggal namun memberikan ekspresi artistik.
Ia lahir di Pagimana, 2 Juli 1972. Mulai melukis sejak masih mahasiswa di jurusan Seni Rupa IKIP Manado. Kini mukim di Desa Sea Lingkungan VI, Pineleng, Minahasa. Ayahnya bernama Yonathan Katili dan ibunya Non Sumual. Ia menikah dengan Syeni Kaparang.
Aktif berpameran sejak 1991–2019. Pada 1995-1998 melakukan pameran keliling di berbagai kota. Lalu, pameran bersama Sry Hadhy di Novotel Manado 1999, pameran “Tiga Nuansa Menyongsong Indonesia Baru” pada tahun 2000.
Pada 2003 melakukan pameran “Torang Samua Basudara” pelukis Surabaya–Manado. Kemudian pameran bersama C’ Art Community Aktivitas di luar Sulut 1999. Pameran bersama “Human From” 2001, pameran Seni Rupa Modern Nusantara di Galeri Nasional Indonesia Jakarta dan Pameran Nuansa Banyuwangi pada 2000.
Pameran Seni Rupa Modern Nusantara II di Galeri Nasional Indonesia, Jakarta pada 2004. Pameran bersama di Hotel Dusit Balikpapan 2008. Pameran Lukisan 10 Kota Rupa di Palu 2014. Pameran Nasional Swara Nusa di Papua 2016. Pameran Lukisan Komunitas Pelukis Nusantara di Solo 2016. Pameran Seni Rupa di Taman Budaya Manado 2017.
Deni juga menggelar pameran lukisan Celebest Fine Art Exhibition di Taman Budaya Palu 1995. Pameran Tunggal di Gedung IKIP Manado 1998. Pameran Tunggal di Perpustakaan IKIP Manado 2003. Pameran Tunggal “Titik api” di Hotel Sario Kawanua Manado 2010. Pameran Tunggal R2 Art Gallery di Manado 2019. Pameran Tunggal “HIDUP ITU PERUBAHAN Bagian II Di Hotel Peninsula Manado.
Penulis: Iverdixon Tinungki
Discussion about this post