Manado, Barta1.com – Rapat paripurna perayaan HUT Provinsi Sulut ke-56 tahun pada Rabu 23 September 2020, benar-benar bernuansa adat dan budaya.
Semua yang ikut hadir baik pemerintah, DPRD Sulut, kepala daerah maupun para tamu undangan menggunakan pakaian adat dari 3 suku: Minahasa, Bolaang Mongondow dan Nusa Utara, di Ruang Paripurna DPRD Sulut.
Yang tak kalah menarik, ketika pemerintahan Gubernur dan Wakil Gubernur Sulut, Olly Dondokambey dan Steven OE Kandouw dipuji Ketua DPR RI, Puan Maharani yang agenda tersebut melalui virtual.
“Provinsi Sulut memiliki kemajuan sangat baik. Dibuktikan dari Indeks Pembangunan Manusia (IPM) tahun 2019 mencapai 72,99%. Ini merupakan kategori tertinggi. Ekonomi Sulut selama tahun 2019 mencapai 5,66%, itupun berarti di atas rata-rata pertumbuhan ekonomi nasional yang hanya 5,02%,” kata Puan.
“Kita selalu berdoa agar Provinsi Sulut terus menjadi kebanggaan dan berkat bagi penduduknya. Dan tentu saja bagi seluruh rakyat Indonesia,” tuturnya.
Dalam kesempatan yang sama, Gubernur Sulut, Olly Dondokambey yang mengenakan pakaian adat Sangihe dengan gagah berani memberikan sambutannya. “Rabu 23 September 2020 hari ini, kita bisa mengelar HUT Provinsi Sulut ke 56 tahun. Selaku Gubernur dan pemerintah Sulut mengucapkan selamat memperingati kepada seluruh komponen masyarakat Sulut. Tentunya acara ini kita bisa kawal bersama. Sebenarnya di bulan ini kita akan membuat pameran, lomba-lomba dengan menampilkan busana dan tarian budaya, namun dengan adanya pandemi Covid-19 kegiatan perayaan HUT Provinsi Sulut ke-56 tahun dibuat secara sederhana,” jelasnya.
Ia mengajak semua pihak mengenang jasa serta berterimakasih kepada leluhur, pendiri dan pimpinan Sulut dari masa ke masa yang telah menjalankan pemerintahan.
“Kita sangat berharap apa yang telah dibuat oleh pendahulu kita akan membuat sesuatu yang lebih baik ke depannya. Membawa Nyiur Melambai semakin maju, berkembang dan semakin sejahtera dengan cara bekerja, bekerja dan terus bekerja dengan bergotong royong,” ujar Olly.
“Kepada ibu Ketua DPR RI, Puan Maharani saya berdiri tegak menyampaikan pidato bersama Wakil saya Pak Steven OE Kandouw yang sudah memimpin Sulut hampir 5 tahun. Kepemimpinan kami di Provinsi Sulut, itu rasanya terlalu singkat kami menjalani, melaksanakan tugas-tugas dan menjalankan visi dan misi selama hampir 5 tahun. Kekuatan yang kami terima saat ini, semuanya berasal dari topangan Tuhan yang maha kuasa, masyarakat dan pemerintah pusat,” ujarnya.
Hingga saat ini tidak ada henti-hentinya masyarakat dan pemerintah pusat memberikan dorongan dan dukungan hingga Sulut selalu mendapatkan perhatian khusus.
Adapun kabar gembira bagi petani dan nelayan bahwa hasil mereka bisa dijual atau diekspor langsung ke Hongkong. “Dimana mulai malam ini (malam tadi) telah ada penerbangan pesawat dari Bandara Sam Ratulangi secara langsung ke Hongkong guna mengantarkan hasil ikan segar dan hasil dari perkebunan untuk di ekspor,” katanya.
Tak lupa dirinya mengucapkan terima kasih kepada pemerintah di 15 kabupaten/kota yang sudah membantu dalam mengurangi angka kemiskinan. Kepada DPRD Sulut juga yang sudah melakukan tugasnya dengan baik. Dimana kesejahteraan masyarakat yang harus kita utamakan.
“Dalam semangat torang samua basudara. Kita perlu sinergitas antara pemerintah provinsi dengan pemerintah pusat. Begitupun pemerintah pusat dan pemerintah di 15 kabupaten/kota,” urainya.
Kopra saat ini harganya tembus Rp 9 ribu per kilo. Diharapkan agar adanya kenaikan lagi. Jika bisa Rp 10 ribu per kilo agar petani sejahtera. Dan ini akan menambah pertumbuhan ekonomi di Sulut nantinya.
Kedua, memantapkan Sumber Daya Manusia (SDM), sejak tahun lalu, undang-undang mengizinkan Sekolah Menengah atas dan Kejuruan (SMA/SMK) dipegang Provinsi Sulut. Peningkatan utama kepada para guru berstatus tenaga harian lepas (THL) di semua lini yang dulunya gajinya Rp 500 ribu, kini sudah menjadi Rp3,5 juta sesuai UMP.
“Dengan gaji seperti itu, agar para THL bisa mengajar murid-murid dengan baik serta mampu menghasilkan SDM unggul,” ujarnya.
Yang ketiga, terkait prestasi pariwisata di Sulut, sayang adanya Covid-19. Jika tidak, kemajuan Pariwisata makin maju dan berkembang. Namun, investasi masih berdatangan di Sulut walau di tengah pandemi ini, berarti kepercayaan untuk kita di Sulut itu sangat baik.
“Keempat, mewujudkan masyarakat tim, mampu dan mandiri. Dan itu sangat jelas terlihat pada pertumbuhan ekonomi. Di 15 kabupaten/kota sangat terlihat kebutuhan ekonominya. Kita paling berbeda dari provinsi-provinsi lainnya, dimana Provinsi Sulut pertumbuhan ekonomi berada di 15 kabupaten/kota yang membawa dampak turunnya kemiskinan. Yang sebelumnya 7,77% kini turun menjadi 7,51 %.
Untuk hal kelima, terkait pembangunan. “Kita ketahui bersama Kota Manado sering terjadinya banjir. Untuk itu kami melakukan percepatan pembuatan bendungan Kuwil dan Sawangan gunanya menghindari Kota Manado dari namanya banjir,” imbuh Olly.
JAMSOSTEK Bagi 36.000 Petani
Adapun, prestasi yang juga dicapai Pemprov Sulut, telah memberikan perlindungan bagi pekerja sosial keagamaan (Program Perkasa). Perkasa melindungi sedikitnya 70.000 pekerja sosial keagamaan. Pekerja sosial keagamaan seperti pendeta, imam mesjid, pastur, gembala, kostor, bhikku, majelis jemaat dan lain-lain. Semuanya masuk Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) dan Jaminan Kematian (JKK).
Dari program Prakasa ini, Presiden Jokowi memberikan penghargaan kepada Pemprov Sulut meraih Paritna Award Tahun 2019, Juara 1 nasional program perlindungan tenaga kerja. Bukan itu saja, Gubernur Sulut telah memberikan bantuan melalui Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan (BPJAMSOSTEK) kepada 36.000 petani se-Sulut.
“Ini merupakan program kami, agar petani selalu sejahtera, sakit atau terjadi kecelakaan sudah tidak membayar lagi. Jika terjadi kecelakaan dan memiliki anak akan mendapatkan jaminan hingga menguliahkan anak dari korban kecelakaan,” ujar Olly.
Sebenarnya, ada 150.000 petani akan mendapatkan JAMSOSTEK, cuman lainnya terkendala dengan status pada KTP-nya swasta, bukan petani yang ditulis. “Saya menyampaikan buat masyarakat yang berprofesi petani, jangan malu menulis status petani agar bisa terdata di BPJAMSOSTEK,” tambahnya.
Dengan Program JAMSOSTEK bagi 36.000 petani Pemprov Sulut meraih penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (MURI) dengan nomor: No.9650/R.MURI/IX/2020.
“Sebelumnya Sulut telah membukukan rekor baru dimana Pemprov Sulut memberikan JAMSOSTEK bagi 70.000 pekerja sosial agama,” ungkap Sri Widyati yang mewakili Ketua Umum MURI, Jaya Suprana.
Perayaan HUT juga diwarnai peresmian tiga rumah adat Minahasa, Bolaang Mongondow dan Nusa Utara hingga kendaraan tradisional seperti sapi dan roda. Bersamaan dengan peresmian patung Gubernur Sulawesi pertama, Gerungan Saul Samuel Jacob Ratulangi.
Hari itu juga menjadi kali terakhir bagi empat Anggota DPRD Sulut yang mencalonkan diri sebagai kepala daerah, yakni Andrei Angouw, Hengky Honandar, Netty A Pantow dan Wenny Lumentut.
Pelaksanaan rapat paripurna HUT Provinsi Sulut ke-56 tahun tetap mengikuti protokol kesehatan dengan mencuci tangan, pemeriksaan suhu badan, duduk jaga jarak dan mengunakan masker.
Peliput : Meikel Pontolondo
Discussion about this post