Manado, Barta1.com – Sulawesi Utara memiliki jenis pohon endemik, atau tumbuhan asli yang hanya bisa ditemukan di sebuah wilayah geografis tertentu dan tidak ditemukan di wilayah lain.
Pohonya bernama pakoba. Masyarakat lokal percaya dari kulit, buah, dan daunnya bisa mengobati berbagai penyakit antara lain diabetes dan kanker.
Balai Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Hidup dan Kehutanan (BP2LHK) Manado sudah cukup lama melakukan penelitian terhadap pohon pakoba. Dan hasil analisis diketahui bahwa daun, buah, dan kulit kayu pakoba banyak mengandung senyawa bioaktif flavonoid, saponin, tanin dan steroid.
Senyawa flavonoid dapat menurunkan kadar gula darah dan merupakan senyawa metabolit sekunder tumbuhan yang memiliki aktifitas sebagai antioksidan yang berkaitan dengan aktivitas anti diabetes dan anti kanker.
“Hasil analisis untuk mengetahui struktur kimia dari bahan atau senyawa aktif yang terkandung, bahwa buah pakoba juga mengandung asam palmitat, asam oleat dan asam lenoleat yang berperan kuat untuk meningkatkan daya tahan tubuh manusia (imun),” ujar Kepala BP2LHK Manado, Mochlis, Senin (18/5/2020).
Peneliti Muda BP2LHK Manado, Hanif Nurul Hidayah mengatakan, khusus tanaman pakoba merupakan tanaman yang sudah langkah ditemui di Sulut. “Tanaman ini tumbuh pada 400 meter permukaan laut. Di Sulut berada di Minahasa, Minut dan Gunung Dua Bersaudara Bitung,” katanya.
Pakoba ini mengadung obat-obatan dan herbal. Terutama pada daun, kulit dan buah. Pakoba dipercaya masyarakat sebagai tanaman penurun gula darah dan anti biotik khusus wanita yang selesai melahirkan.
“Sekarang tim BP2LHK Manado mengembangkan teh dari daun pakoba. Hasil penelitian sejak 2015 berkhasiat meningkatkan imun tubuh. Sehingga cocok melawan Covid-19,” paparnya.
Viando Manarisip dari LSM Manengkel Solidaritas Sulut menyebutkan saat ini terus mengkampayekan dua tanaman asli Sulut. Selain pakoba, ada juga enau atau aren. Di Manado orang menyebut pohon seho.
Kalau enau mungkin banyak yang sudah tahu bisa dibuat Cap Tikus, alkohol khas Sulut. “Jenis minuman ini diproduksi rakyat Minahasa lewat batifar setelah melalui beberapa kali penyulingan akan menghasilkan kadar methanol tinggi hingga 70 persen. Dan kini dipakai sebagai pengganti alkohol murni untuk bahan pembuatan hand sanitizer,” ujarnya.
Nah, mungkin warga Sulut belum banyak yang tahu tentang khasiat pakoba. “Maka kami perkenalkan kepada masyarakat tentang kegunaan tanaman ini yang kandungannya bisa meningkatkan imun di tengah pandemi Covid-19. Tanaman bisa dijumpai di Taman KEHATI Kaki Dian Minahasa Utara,” ujarnya.
Dia berharap kampanye ini masyarakat bisa membuatnya sendiri. Serta menghasilkan nilai ekonomi dari produk tersebut karena bisa dijual. “Kampanye ini juga berkerja sama dengan PT Tirta Investama (Donone AQUA) atas CSR yang peduli terhadap lingkungan,” tutur Manarisip.
Bikin Teh Celup dari Pakoba
Ternyata pakoba ini memiliki khasiat yang luar biasa. Mulai dari kulit, daun dan buah. Saat ini BP2LHK Manado mengembangkan daun tanaman pakoba dibuat teh celup.
“Caranya. Langkah pertama daun pakoba dipetik. Lalu daun yang dipetik sebaiknya dipilih yang tidak ada sobek baik secara alami maupun non alami. Hal ini mencegah adanya kotoran atau bakteri,” ujar Peneliti Muda BP2LHK Manado, Hanif Nurul Hidayah.
Setelah dipetik, kata lulusan Institut Pertanian Bogor ini, daun tersebut dicuci dengan air bersih hingga beberapa kali. Pastikan kotoran pada daun sudah terangkat. Kemudian daun yang dibersihkan tadi diblender atau digunting. Lalu dipanaskan dalam oven 80 derajat selsius selama beberapa menit.
“Daun yang sudah dipanaskan tadi, diambil dan bisa dipakai sebagai daun teh. Diseduhkan mengunakan air panas. Khasiat dari daun ini, bisa meningkatkan imun tubuh untuk mencegah Covid-19,” ujar Hanif Nurul Hidayah.
Peliput : Agustinus Hari
Discussion about this post