Sangihe, Barta1.com – Beranda perbatasan NKRI dan Filipina khususnya Kabupaten Kepulauan Sangihe masih bergelut dengan kurangnya guru beberapa mata pelajaran yang berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS).
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Djoli Mandak MPd, menyebutkan kondisi ini terjadi karena cukup lama tidak ada pengangkatan PNS oleh pemerintah pusat. Meski dua tahun terakhir ini diadakannya penerimaan PNS, namun menurutnya kuota kebutuhan guru yang diusulkan oleh mereka berbeda dengan hasil yang dikeluarkan oleh pemerintah pusat, dalam hal ini Badan Kepegawaian Nasional (BKN) dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
“Dinas Pendidikan dan BKD kabupaten/kota sudah diundang dan kami bawa data kebutuhan guru ke kementerian dan BKN. Tetapi hasilnya tidak sesuai dengan apa yang kami minta. Padahal kami mengusulkan bahasa indonesia dan PKN. IPS kami tidak minta tapi yang keluar kemari IPS,” ungkap Mandak.
“Bukan kami tidak usulkan. Kami sudah berusaha, tetapi dari pusat yang mengeluarkannya tidak sesuai dengan permintaan,” imbuhnya, Kamis (13/2/2020).
Mandak menuturkan ada tiga mata pelajaran yang hari ini masih butuh tambahan guru, yaitu Bahasa Indonesia, PKN, dan Sendratasik. Saat ini untuk menutupi kekurangan guru tersebut, sekolah menerima guru tidak tetap yang dibiayai langsung dari Dana BOS, dan juga program Sangihe Mengajar.
“Kalau untuk SMP di Sangihe rata-rata kekurangan guru bahasa Indonesia. Kedua PKN, kemudian Sendratasik. Memang untuk kuota ini belum mencukupi sekolah-sekolah yang ada, karena kekurangan kita ini kan khusus SD banyak kekurangan guru memang,” kata Mandak.
Peliput : Rendy Saselah
Discussion about this post