Manado, Barta1.com – Sinergitas antar-umat beragama di Negara Kesatuan Republik Indonesia terjalin hingga ke wilayah perbatasan. Hal itu nampak di Kabupaten Kepulauan Sitaro, keragaman dan kerukunan adalah bagian dalam hidup masyarakatnya.
Karenanya elemen masyarakat selalu berupaya menjaga kedamaian yang telah tercipta. Salah satu upaya adalah saat tokoh masyarakat dan agama dari 7 jemaat GMIST berdialog dalam tema “Bakudapa Tokoh Agama”. Kegiatan yang digagas Pelayanan Kategorial Pelka Laki-Laki GMIST Siau Timur (Sitim) ini bergulir di ruang pertemuan Penginapan Little House Ulu, Kamis (30/01/2020).
“Pembahasannya kita berfokus pada menangkal radikalisme di Kabupaten Sitaro,” ujar Lurah Tatahadeng Riki Ronald.
Dalam sambutannya mewakili Bupati Kabupaten Kepulauan Sitaro, Evangelian Sasingen SE, Riki menyatakan butuh kehadiran segenap tokoh guna menangkal paham radikalisme di tengah masyarakat.
“Tokoh agama dan masyarakat bisa menyampaikan pesan-pesan produktif guna mengembalikan fungsi tempat ibadah sebagai tempat syiar agama yang menyejukkan sehingga terhindar dari paham-paham yang negatif dan mampu menangkal paham yang menyesatkan, yang merongrong keutuhan NKRI,” jelas Riki.
Melalui dialog tersebut, lanjutnya, akan menjadi wujud nyata untuk menggelorakan Cinta NKRI, mencegah pengaruh radikalisme dan pengaruh ajaran terorisme.
Ketua Pelka Laki-Laki GMIST Sitim Hendryman Dalughu menjelaskan kegiatan yang dilaksanakan merupakan wujud kecintaan untuk NKRI sebagai negara ber-Bhineka Tunggal Ika. Ini karena belakangan situasi yang berkembang kian rentan dimanfaatkan kelompok radikal, dengan tujuan memecah belah persatuan dan kesatuan.
“Khususnya dari sisi ideologi. Karena itu, kami akan terus mendorong keterlibatan para tokoh masyarakat, tokoh agama dan kaum milenial di salah satu garis perbatasan dalam bentuk menangkal radikalisme,” ungkap Hendryman.
Turut hadir sekaligus menjadi sumber dalam di antaranya Imam Masjid Al-Jihad Ulu Siau Taufik Ahmad, Wakil Ketua FKUB Sitaro Pdt J Porong SPdK. dan Ketua Resort GMIST Sitim Pdt RB Papona MTh.
Dialog ini menyimpulkan, mengembalikan fungsi tempat ibadah sebagai tempat syiar agama yang sesuai dengan ajaran masing-masing, Mengajak seluruh tokoh agama untuk berkomitmen menyampaikan dakwah yang menyejukkan sesuai dengan kearifan lokal dan budaya Indonesia.
selanjutnya mengajak seluruh elemen masyarakat menolak paham radikalisme di Sitaro. (**)
Peliput: Albert P Nalang
Discussion about this post