Manado, Barta1.com — RSUP Prof Kandou Manado dikabarkan telah mengisolasi seorang penerjemah asal Indonesia yang baru tiba dari China yang diduga terjangkit virus corona.
Wabah virus corona yang melanda China menjadi perhatian Pemerintah Kota Manado, mengingat wisatawan asing yang paling banyak mengunjungi Manado adalah warga asal Negeri Tirai Bambu tersebut.
Setiap minggunya, ada kurang lebih 24 direct flight China-Manado di Bandara Sam Ratulangi sehingga ratusan wisman asal China setiap harinya masuk di Kota Manado.
Walikota Manado Vicky Lumentut, dikonfirmasi Barta1.com baru-baru ini, meminta warga untuk tidak panik dalam menanggapi kabar wabah virus tersebut karena Pemerintah Kota Manado juga turut menaruh perhatian pada kasus ini.
Baca juga: Waspada Corona, Turis Tiongkok Borong Masker di Apotik Manado
“Jangan panik menanggapinya. Langkah-langkah antisipatif juga maksimal dilakukan oleh pihak terkait seperti Angkasa Pura 1 Bandara Sam Ratulangi, pihak KKP, bahkan pihak rumah sakit yang ada juga mengatakan siap untuk menanganinya,” ujarnya.
Bahkan, menurutnya, ia telah meninjau langsung Bandara Sam Ratulangi Manado, khususnya terminal kedatangan internasional, ruang pemeriksaan thermal scanner, dimana para wisman yang baru saja turun dari pesawat akan menjalani pemeriksaan untuk mendeteksi potensi terbawanya virus corona.
Wisman yang berhasil melewati pemeriksaan tersebut baru bisa diijinkan untuk melakukan pemeriksaan dokumen. “Sejauh ini upaya maksimal sudah dilakukan, sambil terus ada peningkatan. Untuk saat ini sekali lagi kita tidak boleh panik, semua pihak terkait sedang berupaya maksimal agar tidak ada virus yang masuk di Manado,” ujar Lumentut.
Sementara terkait kabar seorang penerjemah asal Indonesia yang baru tiba dari China yang diduga terjangkit virus Korona yang kini masuk ruang isolasi RSUP, Prof Kandou, Kepala Bidang (Kabid) Pelayanan Medik RSUP, Prof Kandou Manado dr Hanry Takasenseran, mengatakan, penerjemah wanita berinisial G (25) itu belum dikategorikan pasien.
Kendati begitu, sebagaimana kutip Okozone, dr Hanry, Sabtu (25/1/2020), mengatakan terduga saat ini ditempatkan di ruang isolasi dan sudah dilakukan pemeriksaan. “Terduga baru tiba tadi subuh penerbangan dari China dan melapor bahwa dia kurang enak badan seperti flu begitu,” ujarnya.
Selain China, kini Virus Corona dikabarkan telah menyebar ke paling tidak delapan negara termasuk Singapura, Thailand, Amerika Serikat sampai Arab Saudi.
Laporan BBC News Indonesia mengatakan Virus corona menewaskan sedikitnya 26 orang di China, dan menyebar ke paling tidak delapan negara termasuk Singapura, Thailand, Amerika Serikat sampai Arab Saudi.
Sementara di Jakarta, satu orang kini sedang diobservasi di Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Sarosokarena karena diduga terjangkit virus tersebut.
Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto mengimbau masyarakat untuk menerapkan pola hidup sehat dan menjaga daya tahan tubuh guna meminimalisir potensi terinfeksi virus corona.
Kemenkes, kutip BBC News, kini menetapkan siaga satu terhadap virus corona untuk mencegah penyebaran virus yang berasal dari China tersebut masuk ke Indonesia. Terawan menjelaskan pemerintah mengaktifkan 135 alat pemindai suhu tubuh atau thermo scanner di 135 pintu masuk Indonesia baik melalui darat, laut maupun udara.
Mengenal Virus Corona
Diah Handayani, dokter spesialis paru dari Rumah Sakit Umum Pusat Persahabatan menjelaskan, Corona adalah virus yang menyerang sistem pernafasan manusia. Virus Corona memiliki virulensi atau kemampuan yang tinggi untuk menyebabkan penyakit yang fatal jika telah masuk dan merusak fungsi paru-paru, atau dikenal dengan sebutan Pneumonia.
“Pertukaran oksigen tidak bisa terjadi sehingga orang mengalami kegagalan pernafasan. Itulah mengapa virus ini berat karena bukan lagi hanya menyebabkan flu atau influensa tapi dia menyebabkan Pneumonia,” kata Diah kepada BBC.
Ketika seseorang terjangkit Virus Corona, gejala yang timbul mirip seperti infeksi saluran pernapasan, seperti batuk disertai demam atau sebaliknya demam dulu lalu diikuti dengan batuk. Gejala lain adalah mulai sesak napas sampai gejala agak berat, yakni kesulitan dalam bernapas sehingga harus membutuhkan alat-alat bantu untuk pernapasan.
Namun, untuk virus corona yang baru ditemukan di Cina, ditenggarai ditularkan oleh ular atau kelelawar. Tetapi, masih perlu penelitian lebih lanjut untuk membuktikan penularan itu berasal dari hewan mana. “Yang saat ini diisolasi di Wuhan ini memang belum dibuktikan secara eksperimental dari hewan yang mana,” tuturnya.
Otoritas di Wuhan sudah melakukan isolasi terhadap hewan-hewan yang mungkin menjadi sumber infeksi virus itu. “Awalnya mereka yang sakit adalah yang kerja di pasar ikan, tapi ternyata di pasar ikan itu juga dijual hewan lain yang dikonsumsi oleh masyarakat,” katanya. (*)
Penulis/Editor: Albert P. Nalang, Iverdixon Tinungki
Discussion about this post