Sangihe, Barta1.com – Selang Januari 2020, Kabupaten Kepulauan Sangihe mengalami krisis listrik yang cukup fatal. Sebab, hampir setiap harinya dibeberapa wilayah kecamatan mengalami pemadaman listrik. Imbasnya, konsumen pelanggan listrik nyaris setiap hari mempertanyakan kinerja Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di daerah perbatasan Indonesia-Filipina itu.
Ketua LSM Lapek Hj Asiz Janis angkat bicara soal pemadaman listrik tersebut. Menurutnya, jika masyarakat mengeluh maka PLN jangan merasa risi atau alergi terhadap keluhan. “Bisa saja hal demikian terjadi karena adanya alat-alat yang rusak akibat pemadaman yang berulang-ulang. Pemadaman ini sangat meresahkan masyarakat,” ujarnya, Selasa (21/1/2020).
Janis mengingatkan pihak PLN harus seriusi penuntasan krisis listrik yang terjadi. Jangan jawaban klasik berupa pemeliharaan jaringan hingga mesin pembangkit yang menjadi dasar pemadaman terencana maupun tidak terencana. “Kalau masalah ini terus berlarut terjadi, bukan tidak mungkin aksi besar-besaran menuntut PLN atas kerugian yang dirasakan pelanggan. PLN harus menseriusi,” imbuhnya.
Sebenarnya pemadaman listrik diberbagai wilayah ini kerab terjadi semenjak awal November lalu terutama di wilayah Kecamatan Manganitu. Tak heran jika warga mengeluh karena terhalangnya aktivitas usaha yang menggunakan tenaga listrik. Seperti halnya keluhan akun Martinus Bimbanaung di media sosial facebook pada 5 November 2019.
“Tiap malam di wilayah Manganitu mati lampu, bukan sedikit masyarakat yg dirugikan. Baik dari sisi kerusakan alat 2 elektronik, dan kerugian karena masyrakat kalau mati lampu kegiatan yg terkait dgn perekonomian tidak berproduksi. Misalnya pd beberapa hari lalu ketika lampu mati kebih dari 12 jam maka usaha rumah tangga seperti fotocopy tidk boroperasi, jg tukang jahit. Tukang gunting rambut yg sdh memakai alat listrik pasti tidak beroperasi. Juga sperti beberpa malam ini para pembuat kue, mie yg mwrupakan jualan mereka di pasar setiap hari, tidak bisa jualan sbb tidk dapat melukan kegiatan,” tulisnya di grup Potensi Pembangunan Sangihe Nusa-Utara 2017-2022.
Tak hanya itu, Darwis, warga Mangsel juga mengeluhkan pemadaman listrik yang marak akhir-akhir ini. Menurutnya pemadaman ini cukup meresahkan bahkan merugikan masyarakat pelaku usaha. “Bayangkan hampir tiap hari ada pemadaman. Kadangkala malam sementara makan, listrik juga mati. Kasihan juga masyarakat dan pelaku pelaku usaha. Siapa yang mau ganti rugi kalau ada kerugian akibat pemadaman listrik,” kata Darwis.
Sebenarnya terkait dengan hak dan kewajiban konsumen listrik sudah tertuang dalam UU Nomor 30/2009. Dimana pelanggan mempunyai hak yang diatur untuk mendapatkan ganti rugi atas kerugian yang terjadi.
Namun begitu, PT PLN UP3 Tahuna punya cara unik untuk mengatasi pemadaman listrik tersebut, yaitu dengan cara mengundang wartawan untuk melihat langsung kerusakan 3 unit mesin raksasa yang rusak. Dan pihak PLN dalam ulasan beberapa media akan mendatangkan tim ahli dari pusat untuk memperbaikinya.
Manager Administrasi dan SDM PT PLN UP3 Tahuna, Akbar Akili dikonfirmasi Barta1.com melalui pesan whatsapp tak memberikan jawaban.
Peliput: Rendy Saselah
Discussion about this post