Sinyo Harry Sarundajang (SHS) 2 kali sukses menjadi Gubernur Sulawesi Utara, 2005 dan 2010. Modalnya, selain dia memang birokrat populis, SHS juga piawai menggunakan strategi untuk memenangkan suksesi kepala daerah.
Ketika menang 1 putaran di Pilgub 2010 silam, SHS menggunakan konsep segitiga emas atau golden triangle. Idenya adalah mengakomodir figur pendamping berbasis etnis. Maka saat itu SHS yang putra Kawangkoan-Minahasa, secara brilian menggamit Djouhari Kansil dari Nusa Utara sebagai calon Wagub. Sementara Siswa Rachmat Mokodongan dari Bolmong sebelumnya telah didudukan sebagai Sekretaris Provinsi. Jabatan itu dianggap sebagai struktur tertinggi dalam dunia birokrasi.
Golden Triangle yang menyatukan etnis Minahasa-Nusa Utara-Bolmong ternyata resep ampuh dalam suksesi politik. Siasat yang digunakan SHS ini bergeser ketika Olly Dondokambey (OD) mengambil Steven Kandouw sebagai wakilnya di Pilgub 2015 lewat PDIP. Keduanya kemudian menang dan terus digadang menjadi incumbent dalam helatan Pilgub Sulut tahun ini, 2020. Tapi untuk memenangkan kembali pertarungan, Olly sepatutnya pula memikirkan konsep akomodasi etnis bak segitiga emas, mengingat pergeseran eskalasi yang semakin dinamis. Apalagi saat dia akan berhadapan dengan figur cerdik seperti Elly Engelbert Lasut (E2L).
Baca Juga: Bartagrafis: Mengupas Kekuatan PDIP yang Fantastis di Pilcaleg 2019
Calon pendamping dari Nusa Utara seperti Edwin Silangen dinilai cocok menjadi calon wakil gubernur mendampingi Olly. Edwin birokrat berpengalaman yang menapaki kariernya dari bawah hingga kini menjabat Sekretaris Provinsi Sulut. Belakangan arus aspirasi yang mendukung Edwin Silangen mengalir kian deras.
“Soal arus aspirasi untuk pak Edwin memang benar kami lihat saat mengunjungi warga keturunan Nusa Utara yang menyebar pada beberapa kabupaten/kota di Sulawesi Utara,” kata Sekretaris Umum Badan Musyawarah Kekeluargaan Indonesia Sangihe Sitaro Talaud (Bamukisst) Alfeyn Gilingan baru-baru ini.
Secara pribadi Alfeyn mengaku aspirasi seperti ini sah-sah saja, bahkan ikut mendukung. Tetapi setahu dia saat ini Edwin yang pula Ketua Umum Bamukisst masih fokus pada tugas birokrasi. Edwin juga, menurut dia, masih konsentrasi mengawal kepemimpinan Olly dan Steven.
Figur dari Nusa Utara dalam konsep golden triangle dianggap ampuh meredam lawan seperti E2L. Alasannya, melihat basis kekuatan Elly saat ini bisa dianggap sebagai representasi Talaud, salah satu daerah kepulauan di Nusa Utara. Artinya tanpa lawan mewakili kepentingan etnis yang sama, E2L bisa leluasa membangun jaringan suaranya di seluruh daerah kepulauan.
Satu lagi figur yang layak mendampingi Olly sebagai calon papan 2 sejatinya adalah kader internal partai itu sendiri bernama Tonny Supit. Pengamat politik Max Sudirno Kaghoo menyatakan Tonny Supit calon Wagub PDIP terutamanya karena dia memiliki nilai-nilai ideologis setelah berpuluh tahun menjadi kader PDIP.
“Tonny dipercaya masyarakat dan memiliki jaringan luas,” kata Dirno, Senin (06/01/2019) pada Barta1.
Saat pemilihan calon legislatif 2019 Tonny ikut terpilih sebagai legislator DPRD Sulut dari dapil Nusa Utara. Kondisi begitu terjadi saat dia baru saja paripurna dalam masa jabatan 10 tahun sebagai Bupati Kabupaten Kepulauan Sitaro. Suara yang diraupnya signifikan.
Baca Juga: Mengingat Kader Beringin yang Pernah Mengalahkan PDIP di Pilkada
Kekuatan Tonny Supit di Sitaro juga terbukti ketika istrinya, Evangelian Sasingen, terpilih perdana menggantikan dirinya sebagai Bupati di Pilbup Sitaro 2018. Artinya, bisa dikatakan trah Supit akan memimpin Sitaro dalam kurun 15 tahun. Di antara konstituennya, Tonny juga diklaim sebagai politisi petarung yang selalu tidak pernah setengah hati saat menghadapi suksesi.
“Tonny Supit punya jejaring massa dari PDIP yang telah terhimpun sejak lama, dia berpotensi menghambat kekuatan E2L,” klaim Dirno.
Satu lagi tokoh dari Nusa Utara untuk menekan kekuatan E2L adalah Winsulangi Salindeho. Politisi senior Partai Golkar ini adalah sosok berkharisma yang turut mendapat kepercayaan masyarakat menjadi wakil di dewan provinsi saat Pilcaleg tahun kemarin. Dia sarat pengalaman sebagai kepala daerah saat memimpin Kabupaten Kepulauan Sangihe sebagai bupati.
Baca Juga: Nasdem Koleksi Daftar Pesaing Terberat PDIP
Dirno memberi catatan positif pada Winsulangi yang memiliki konsentrasi suara di Tabukan Raya dan Tahuna, adalah calon papan 2 yang profesionalitasnya terbangun lewat durasi pengalaman memimpin daerah. Tapi karena usianya sudah terbilang uzur, fisiknya harus diupayakan tetap prima mengingat pola membangun jaringan dalam Pilkada bupati jelas berbeda intensitasnya dengan pemilihan gubernur.
“Tapi kans Winsulangi Salindeho jadi pasangan Olly belum terbuka karena itu seperi kolaborasi PDIP dan Golkar, sementara kami lihat PDIP bersikukuh menggunakan kekuatannya sendiri di Pilgub,” tandas Dirno. (*)
Penulis: Ady Putong
Discussion about this post