Manado, Barta1.com – Gadis remaja berusia 11 tahun ini menderita tulang bengkok atau istilah medisnya skoliosis. Sakit itu diderita Zefanya Kuntel (11) selama empat tahun.
Karena kondisi itu, Zefanya yang bersekolah di SLB Kasih Angelia Bitung sering mengalami sesak nafas, karena posisi tulang rusuk yang membengkok dan menekan paru-paru sebelah kirinya.
Akibatnya, rusuk yang abnormal ini membuat paru-paru sebelah kiri Zefanya terus mengecil dan memicu kesulitan untuk bernafas.
Skoliosis sendiri merupakan sebuah kelainan pada rangka tubuh, yang berupa kelengkungan tulang belakang. Sebanyak 75-85% kasus skoliosis merupakan idiofatik, yaitu kelainan yang tidak diketahui penyebabnya.
Ketua Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Sulawesi Utara, Jull Takaliuang tergerak hati mendampingi ibunya, Vini Kateluang untuk memberikan pengobatan kepada Zefanya.
“Dua minggu menjalani pemeriksaan dan rawat jalan di Rumah Sakit (RS) Siloam Hospitals Manado, dan hasil diagnosis menyimpulkan Zefanya menderita skoliosis sehingga perlu tindakan medis lanjutan, yaitu operasi. Biaya operasi mencapai Rp 200 juta. Dan keluarga ini tidak mampu,” ujar Jull.
Menurutnya, Siloam Hospitals pun merujuk Zefanya untuk menjalani perawatan medis lanjutan di RSUP Kandou Manado. “Biaya operasinya besar sekali. Sehingga berharap ada yang mau bantu Zefanya meringankan biaya operasi,” kata aktivis perempuan Sulut ini.
Ia menambahkan, ibu dari gadis tersebut hanya berprofesi sebagai IRT dan sang suami sebagai nelayan sehingga mereka sangat membutuhkan bantuan untuk menambah biaya operasi. “Saya berharap ada fasilitas pemerintah yang bisa membantu Zefanya. Pengobatan selama ini menggunakan BPJS. Kami berharap fasilitas kesehatan dari pemerintah ini bisa digunakan untuk operasi Zefanya. Biaya operasi Rp 200 juta itu sangat memberatkan keluarga,” kata Jull.
Jika ada yang ingin meringankan biaya pengobatan Zefanya Kuntel, bisa menghubungi LPA Sulut atas nama Jull Takaliuang nomor HP 08114357722.
Penulis : Agustinus Hari
Discussion about this post