Manado, Barta1.com – Keluhan harga tiket partai kandang Bogor FC (BFC) Sulut United yang katanya di atas harga tiket pertandingan Liga 1 terus berdengung.
Pelatih Sekolah Sepak Bola (SSB) Bina Taruna FC, Anton Arsyad, menilai harga laga kandang terlalu mahal. “Iya tiket sangat mahal, imbasnya ke penonton yang berkurang di Stadion Klabat Manado,” katanya, beberapa hari lalu.
Sebaiknya, kata dia, manajemen Sulut United memakai regulasi PSSI Pasal 42. Penjualan tiket untuk tuan rumah itu 8% dan untuk tamu 4% harga tiket serta tidak bisa topnya langsung harga tiket. “Tolong harga tiket dievaluasi,” kata pensiunan Bea Cukai ini.
Hal senada juga dikatakan Martinus Topa. Pembina Suporter Laskar Klabat, mengatakan ini sepakbola bukan makanan instan, sudah seharusnya menjadi PR bagi pihak manajemen, mengevaluasi harga tiket. Dikemudian hari mereka bisa mengantisipasinya, misalnya mengadakan riset kecil seperti membedah demografi suporter.
“Dengan mengetahui demografi suporter, manajemen bisa mengambil banyak hikmah dari hasil riset itu. Berapa median pendapatan pada laga kandang yang ada? Agar bisa menjadi panduan bagi manajemen untuk menetapkan harga tiket,” ujar Topa.
Sementara itu, Niczhem Wengen yang ikut menyaksikan laga Sulut United lawan Martapura FC, memberi komentar berbeda. “Sepak bola sudah sebagai hobi saya. Sehingga saya tidak mengeluh tentang nominal harga tiket yang dijual,” katanya.
Dirinya melihat perdebatkan soal harga tiket baik di dunia nyata atau ruang maya. Itu harus disikapi dengan hati dingin. “Saya senang melihat perdebatan yang ada karena itu semua mewarnai wacana sepak bola nasional yang saling melengkapi, mengayomi, dan menghidupi,” ujar tokoh pemuda Sitaro ini.
Stadion, suporter, serta sponsor adalah perangkat krusial dalam industri sepak bola. Sulut United telah menjadi klub yang menyenangkan untuk disimak belakangan ini. “Mereka bisa menjadi contoh soal bagaimana seharusnya sepak bola dikelola, di tengah jagat sepak bola tanah Nyiur Melambai ini,” ungkap Ketua Liga Bawata Nusa Sitaro ini.
Peliput : Albert P Nalang
Discussion about this post