Sangihe, Barta1.com – Layanan bisnis internet kini merambah ke desa-desa, termasuk di Kabupaten Kepulauan Sangihe. Peluang bisnis internet masuk ke desa-desa di Sangihe memang berpeluang sangatlah menguntungkan. Pasalnya, sejauh ini layanan internet di pedesaan hampir belum sepenuhnya memadai.
Peluang inilah yang mungkin dipergunakan oleh para pelaku bisnis internet yang kemudian, menemukan kesepahaman dengan pihak Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa Sangihe.
“Mereka datang kepada saya, kita fasilitasi selama itu bagus. Kenapa kita harus alergi dengan itu. Terkait dengan sudah berapa yang terpasang, saya tidak tahu, karena tidak ada kewajiban untuk melapor ke kami. Silahkan konfirmasi ke kampung. Jalannya proyek ini tergantung dari pihak kampung senidiri. Jadi dari pihak ketiga ini langsung ke kampung,” kata Kadis PMD Sangihe, Jefry Gaghana, Rabu (15/5/2019).
Tak ada kepentingan lain kata Gaghana, selain dari setiap desa yang ada di Kepulauan Sangihe terkoneksi dengan internet. Dengan demikian proyek tersebut yang memangkas anggaran dana desa sebesar 60 juta pertahun, disepakati lintas desa. Dalam artian mereka pihak perusahaan berkomunikasi dengan kepala-kepala desa.
“Jadi kepetingan saya adalah, di desa harus ada internet. Kemudian, saya wanti-wanti kepada mereka yang ada di desa, kalau kalian ada anggaran di Anggaran Pendapatan dan Belanja Kampung (APBKAMP), kalau kalian suka dan kalian butuh, silahkan,” ujarnya.
Lanjut dia terkait identitas pihak ketiga itu, menurutnya mereka datang dari Jakarta, pernah melakukan Bimbingan Teknis (Bimtek) terkait dengan Sistem Keuangan Desa (Seskeudes), “Bimtek di Efrata membahas internet Siskeudes, kemudian ada Market Place dan aplikasi E-bony. Jadi umpamanya Lenganeng, produk pedang, pupuk organik di isi di situ. Di aplikasi itu nanti tertetera gudang dimana, dan persiapan berapa banyak tergantung kampung. Aplikasi ini yang buat calon calon sarjana dari ITS (Institute Teknologi Surakarta). Dan saya cuma bantu supaya bisa sampai di desa,” jelasnya.
Tak mudah bagi mantan Kepala Dinas Pariwisata itu memberi ruang dalam mendukung pembangunan di sektor desa. Isu-isu tak sedap berdinamika di tengah-tengah masyarakat, maupun masyarakat maya. Gaghana, tak menaggapinya. Menurutnya selama pelaku bisnis itu datang dengan baik dan menawarkan program yang bagus, “itu oke-oke saya, apalagi ini jaringannta bagus. Mereka menggunakan Pasifik Sateit Nusantara (PSN).
“Pokoknya mereka perusahaan, punya uang. Mereka punya uang karena, mereka pasang dulu semuanya, baru bayar. Bukan seperti dulu-dulu, cair dulu baru bayar. Tidak. Inikan sudah ada yang jadi-jadi di tiap kampung,” lanjutnya.
Soal sudah dibahas di Anggaran Pendapatan dan Belanja Kampung (APBKAMP) atau tidak menurutnya itu boleh direvisi tergantung kepentingan mereka, “Saya katakan kalau itu ada di APBKAM, dan kalian rasa itu penting dan kalian ingin memasangnya silahkan. Dan lagian APBKAMP inikan belum ada, karena itu kita buat Perbub, dalam waktu dekat akan diusahakan. Posisi saya dari dulu sampai sekarang sama, bisnis mau datang, masa kita menutup. Bumdes kan bisnis,” ujar dia.
Peluang Bagi Komunitas IT di Sangihe
Sebenarnya Sumber Daya Manusia (SDM) di bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di Kabupaten Kepulauan Sangihe, menunjukkan perubahan yang sangat baik. teurtama dengan hadirnya perguruan tinggi Politeknik Negeri Nusa Utara (Polnustar) di Tahuna. Sumber daya ini bergelut dengan sendirinya membangun basis komunitas IT di Kepulauan Sangihe secara independen. Lalu bagaimana posisi mereka di tengah serangan pelaku bisnis dari luar, dan bagaimana posisi pemerintah mefasilitasi anak-anak daerah ini.
Terkait dengan dengan bisnis tersebut menurut Gaghana, memang ada yang sudah datang kepadanya, salah satu pelaku di bidang IT. Bahkan menurutnya mereka itu sudah bergerak sejak tahun 2018, ”Kalau mereka mau datang di Bimtek nanntinya saya beri kesempatan kepada mereka, karena saya lebih senang dengan orang lokal. Jadi kalau kenapa tidak diberikan sempatan, ini bisnis, siapa yang bagus, dia yang akan dipakai. Mereka itu meskipun bagus, kalau pelayanannya tidak bagus, bisa saja tahun depan putus kontrak,” ungkap Gaghana.
Jadi yang harus dipersiapkan oleh sumber daya manusia lokal dalam bisnis ini menurutnya, “mereka harus mempersiapakan diri sebagai Company Profile Business, yang punya kemampuan, mesti tunjukkan benefitas. Dalam pengertian begini, usahakan kerja sama dengan pihak ketiga yang punya uang, cara kerjanya adalah pasang dulu, baru bayar.
“Pokoknya semua kalau bagus silahkan. Yang penting berkualitas. Ada juga yang datang dengan menawarkan aplikasi. Dalam bimtek saya akan undang mereka,” jelasnya.
Peliput : Rendy Saselah
Discussion about this post