Sangihe, Barta1.com — Meski bisa menekan persentase kemiskinan dari tahun 2016 yang sebanyak 12,28% ke angka 11,80% dengan penurunan sebanyak 0,48% di tahun 2017, persentasi kemiskinan berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Kepulauan Sangihe kini kembali naik sebanyak 0,02% dari 11,80% di tahun 2017 menjadi 11,82% di tahun 2018. Atau 15,38 ribu jiwa menjadi 15,46 ribu jiwa jumlah penduduk miskin.
Meski demikian, data Badan Pusat Statistik (BPS) mengenai meningkatnya angka kemiskinan dibantah oleh Wakil Bupati Kepulauan Sangihe (Wabup) Helmud Hontong. Menurutnya Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Kepulauan Sangihe perlu kembali menguji kevalidan datanya, sebab menurutnya dalam RKPD 2018 tingkat kemiskinan di Sangihe sudah menurun.
Penurunan itu menurutnya disebabkan karena ada beberapa program yang disampaikan seperti program ODSK dan program pemerintah daerah, Medaseng, juga terkait dengan BPJS untuk masyarakat secara keseluruhan jaminan kesehatannya telah ditanggung oleh pemerintah.
“Sehingga memang kalau data itu dia naik, itu kita kurang tau data dari mana, tapi kalau sesungguhnya sejak 2018 tingkat kemiskinan di Sangihe menurun, dengan hadir beberapa program tadi, yaitu program ODSK, kemudian ada program Dua Hari Tanpa Makan Nasi, dan program Medaseng. Itu sebenarnya sangat membuat tingkat kemiskinan di Sangihe menurun dan kami laporkan pada saat seluruh Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Utara, dalam pemaparan RKPD 2018. Jadi saran, didata kembali dan harus turun,” ungkap Hontong baru-baru.
Di sisi lain di balik meningkatnya persentase kemiskinan di Kabupaten Kepulauan Sangihe, angka pengangguran justru menurun. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Kepulauan Sangihe, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) tahun 2017 berada pada 5,11%, di tahun 2018, turun 1,4% ke angka 3,71%. (*)
Peliput : Rendy Saselah
Discussion about this post