Sangihe, Barta1.com – Gerak cepat harus dilakukan, dr Handry Pasandaran sejak dilantik menjadi Direktur Rumah Sakit (RS) Pratama Liung Paduli Tabukan Utara (Tabut), Sabtu (23/2/2019) akhir pekan lalu.
Dia memikul tugas berat menangani rumah sakit yang baru diresmikan 31 Januari 2019 lalu oleh Kepala Staf Kepresidenan, Jendral (Purn) Moeldoko. Pasandaran telah menggambarkan langkah-langkah awal untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya yang baru itu.
“Berterima kasih kepada bupati karena telah mempercayakan saya untuk menjabat sebagai Direktur RS Pratama Liung Paduli di Kecamatan Tabut. Sebagai respon atau tanggung jawab yang diberikan, tentunya harus melakukan beragai langkah persiapan, agar rumah sakit tersebut dapat memberikan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat,” ungkap Pasandaran.
Lanjut dia, langkah-langkah yang akan dilakukan menurutnya antara lain, menyiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) bidang kesehatan dan non kesehatan sebagai sumber daya pendukung pelayanan medis.
“Di dalamnya apakah dokter, perawat, bidan dan kualifikasi tenaga kesehatan lainya. Kemudian SDM non kesehatan yang akan mendukung pelayanan medis di rumah sakit, apakah tenaga administrasi, cleaning service, tenaga-tenaga yang bekerja sebagai sekuriti yang akan menopang pelayanan rumah sakit ke depan,” ujar dia.
Selain itu dirinya tengah memperhatikan kesiapan logistik, dan semua bahan habis pakai yang nantinya akan dipersiapkan ke depan, seperti obat-obatan kepada pasien, makanan kepada pasien. Demikian juga membuat struktur organisasi rumah sakit, begitu juga akan dibuatnya regulasi.
“Kami juga akan mempersiapkan berbagai regulasi seperti draft ranperda terkait tarif pelayanan di rumah sakit, Peraturan Bupati (Perbup) terkait tata kelola dan berbagai regulasi lainya yang akan menjadi payung hukum baik manajemen rumah sakit bahkan tenaga kesehatan saat melaksanakan pelayanan,” jelasnya.
Pasandaran juga memastikan bahwa dalam persiapan pengembangan rumah sakit tersebut, dalam beberapa bulan ke depan RS Pratama Liung Paduli, Tabukan Utara baru dapat menerima pasien rawat jalan.
“Paling tidak 1 sampai 3 bulan kedepan, kita akan berkoordinasi baik dengan Pemda maupun Dinas Kesehatan untuk mempersiakan hal-hal tersebut. Bahkan juga kita akan berkoordirdinasi dengan Dinas Kesehatan Sulut, bahkan dengan pemerintah pusat, termasuk juga dengan BPJS Kesehatan, terkait kerjasama pelayanan kesehatan bagi peserta BPJS. Mungkin untuk 6 bulan pertama, dari Maret sampai sekitar September kita akan berupaya paling tidak pelayanan rawat jalan. Sebab dari sisi anggaran kita belum tahu penetapannya seperti apa, alokasinya seperti apa. Nanti kita akan berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan dan pemerintah,” ujarnya.
Peliput : Rendy Saselah
Discussion about this post