Sitaro, Barta1.com — Kelangkaan bahan bakar rumah tangga, plus harganya yang lumayan melangit, kini punya solusi. Masyarakat ditawarkan menggunakan biobriket, bahan bakar alternatif yang mudah didapat dan dikelola.
Biobriket dikembangkan dari tempurung kelapa. Selain harganya lebih murah, bahan bakar jenis satu ini tak kalah misalnya dibanding dengan kerosin atau gas elpiji yang sering digunakan untuk memasak.
“Satu lagi, biobriket menjadi solusi untuk mendongkrak perekonomian petani kelapa,” sebut Al Tadete, pengembang biobriket di Kabupaten Kepulauan Sitaro Kamis (18/10/2018).
Dia berharap kehadiran biobriket di Sitaro akan menggeser ketergantungan masyarakat pada minyak tanah dan elpiji.
“Proses pembuatan briket arang tempurung kelapa sangat mudah apalagi dengan menggunakan mesin briket arang kelapa akan memudahkan kita dalam mengolah tempurung kelapa menjadi briket,” ujar dia.
Briket ternyata menghasilkan panas yang lebih besar jika dibandingkan dengan briket batu bara. Bahan ini juga ramah lingkungan karena tidak menimbulkan asap. Lewat briket tempurung kelapa, Al kini mulai menyasar peluang bisnis dengan pasar yang lebih luas
Peluang itu terbuka karena sejak beberapa tahun lalu ada pebisnis dari Mesir telah menjajaki impor produk briket batok kelapa dari Indonesia untuk kebutuhan pasar di kawasan Timur Tengah.
Kebutuhan per tahunnya dari arang batok kelapa sebesar 12.000 MT atau sejumlah 600-an kontainer 20 feet. (*)
Penulis: Albert P. Nalang
Discussion about this post